Berita Kalsel

Sikap PWNU Kalsel Soal Desakan Mundurnya Gus Yahya dari Ketum PBNU

Namun ia menegaskan bahwa pihaknya akan tunduk pada keputusan Rais Aam PBNU terkait dinamika yang sedang berlangsung

Banjarmasinpost.co.id/muhammad syaiful riki
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan, Muhammad Tambrin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan memilih tidak menghadiri rapat koordinasi yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Surabaya, Sabtu (22/11/2025) malam.

Rapat tersebut berlangsung di tengah menguatnya desakan agar Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mundur dari jabatannya.

Undangan rapat itu diteken Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni. Namun sejumlah PWNU dari berbagai daerah absen, termasuk PWNU Kalsel.

Ketua Tanfidziyah PWNU Kalsel, Muhammad Tambrin membenarkan dirinya tidak menghadiri rapat tersebut.

“Saya tidak hadir. Posisi lagi di Banjarmasin,” ujarnya, Sabtu malam.

Tambrin tidak memerinci alasan ketidakhadiran PWNU Kalsel. Namun ia menegaskan bahwa pihaknya akan tunduk pada keputusan Rais Aam PBNU terkait dinamika yang sedang berlangsung.

Baca juga: Penyerahan SK PPPK Paruh Waktu Dijadwalkan Senin, 10 Orang Honorer Batal Terima SK

“Kami samina wa athona. Prinsipnya, kami di PWNU Kalsel patuh pada keputusan Rais Aam,” ujarnya.

Di Kalimantan Selatan, dorongan agar Gus Yahya mundur lebih dulu disuarakan Katib Syuriyah PBNU yang juga tokoh NU Kalsel, KH Syarbani Haira.

Ia menilai langkah tegas diperlukan untuk menjaga marwah organisasi setelah kontroversi kehadiran akademisi Amerika Serikat, Peter Berkowitz, yang dikenal pro-zionis.

“Saya berdiskusi dengan beberapa kiai, mantan rais syuriyah PWNU Kalsel, dan tokoh NU di daerah ini. Kesimpulannya, Gus Yahya sebaiknya legowo mengundurkan diri,” ujar Syarbani di Banjarmasin, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, banyak tokoh NU di Kalsel merasa resah karena NU selama ini konsisten menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Kehadiran narasumber pro-zionis dinilai bertentangan dengan prinsip yang dijunjung NU.

Kontroversi bermula ketika Berkowitz menjadi pemateri dalam enam sesi perkuliahan Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN) PBNU. Sepekan kemudian, ia juga diundang sebagai pembicara dalam orientasi akademik pascasarjana Universitas Indonesia, tempat Gus Yahya memimpin Majelis Wali Amanah (MWA).

Demonstrasi mahasiswa pecah di Kampus UI Depok, Senin (25/8/2025), mengecam kehadiran Berkowitz karena dianggap bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan sikap Indonesia terhadap Palestina.

Rapat Harian Syuriyah PBNU kemudian mengeluarkan risalah rapat yang meminta Gus Yahya mengundurkan diri dalam waktu tiga hari sejak keputusan itu diterbitkan, Kamis (20/11/2025). Risalah tersebut ditandatangani Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Syuriah PBNU menilai kegiatan AKN yang menghadirkan narasumber pro-zionis melanggar peraturan organisasi dan mencemarkan nama baik PBNU. Jika Gus Yahya tidak mundur sesuai batas waktu, Syuriah PBNU menyatakan siap memberhentikannya dari kursi ketua umum. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved