Berita Banjarmasin
Halaman Sekolah Tergenang Air, Murid SDN Pekapuran Raya 2 Banjarmasin Tak Bisa Upacara Bendera
Pelajaran olahraga yang seharusnya dilakukan di lapangan terpaksa dipindahkan ke ruang kelas
Penulis: Saiful Rahman | Editor: Ratino Taufik
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Senin pagi biasanya menjadi momen rutin bagi siswa-siswi sekolah dasar, berdiri tegak di halaman, menyanyikan lagu kebangsaan, dan mengibarkan Sang Merah Putih dengan penuh khidmat. Namun, pemandangan berbeda terlihat di SDN Pekapuran Raya 2 Banjarmasin. Senin pagi (24/11/2025) pukul 08.00 Wita.
Bukan barisan siswa, halaman sekolah justru dipenuhi genangan air setinggi betis orang dewasa. Air berwarna hijau keruh berlumut itu menggenang tenang, menjadikan lapangan sekolah bak sebuah danau dadakan.
“Sudah bertahun-tahun seperti ini keadaannya,” tutur Kepala SDN Pekapuran Raya 2, Sumiyati, S.Pd., dengan nada pasrah.
Cuaca mendung pagi itu berlanjut dengan hujan deras, semakin menambah kekhawatiran para guru. Posisi sekolah yang lebih rendah dibandingkan jalanan kampung di sekitarnya membuat air tak punya tempat untuk mengalir. Tanpa saluran pembuangan, genangan pun menjadi langganan.
Baca juga: Berkah Mahasiswa Penjual Gorengan di Kampus, Diganjar Presiden Biaya Wisuda, Ucap Ini ke Prabowo
“Lapangan ini rendah, kemudian jalanan kampung lebih tinggi dari sekolah kami. Jadilah air menggenang di sini,” jelas Sumiyati.
Bukan hanya upacara bendera yang urung dilaksanakan, kegiatan lain pun ikut terganggu. Pelajaran olahraga yang seharusnya dilakukan di lapangan terpaksa dipindahkan ke ruang kelas. Begitu pula kegiatan Jumat Berkah yang biasanya berlangsung di halaman secara berjamaah, kini harus dialihkan ke teras atau ruang kelas.
Fenomena ini bukan hal baru. Banjir rutin datang mulai September, mencapai puncak di Januari dan Februari, lalu mulai surut di Maret. Hanya Juli dan Agustus yang benar-benar kering.
“September mulai banjir, puncaknya di Januari dan Februari, Maret mulai pengeringan, Juli-Agustus yang benar-benar kering,” ungkap Sumiyati
Melihat kondisi sekolah yang terjebak di tengah pemukiman, solusi terasa mustahil. Menaikkan halaman saja bukan jawaban, karena air justru bisa masuk ke ruang kelas. Membuat gorong-gorong pun percuma, sebab tak ada saluran pembuangan.
“Satu-satunya cara adalah menaikkan seluruh bangunan sekolahnya,” tegas Sumiyati.
Di balik genangan air yang menenggelamkan semangat upacara, tersimpan keteguhan guru dan siswa untuk tetap belajar. SDN Pekapuran Raya 2 memperlihatkan bagaimana pendidikan tetap berjalan meski terhimpit keterbatasan.(Banjarmasinpost.co.id/Saifurrahman)
| Dua Bocah Cerita di Tengah Genangan, Tawa yang Mengiringi Banjir Rob Banjarmasin |
|
|---|
| Banjir Rob Malam Hari, Kawasan Jalan Jafri Zam-Zam Banjarmasin Kembali Tergenang |
|
|---|
| Tolak Pengesahan KUHAP Baru, Besok Mahasiswa dan Masyarakat Demo di DPRD Kalsel |
|
|---|
| Besok, Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Demo Tolak KUHAP di DPRD Kalsel |
|
|---|
| Yuni Abdi Nur Sulaiman Siap Kembali Pimpin Golkar Banjarmasin, Targetkan Raih 10 Kursi di 2030 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/SDN-PEKAPURAN-RAYA-2-Halaman-sekolah-tergenang-air-01.jpg)