Berita Viral
Malu Digunjing Tetangga Karena Banyak Anak, Solehah Kubur Bayinya yang Baru Lahir, Bibinya Syok
Malu digunjing tetangga karena banyak anak, seorang Ibu bernama Solehah (33) tega mengubur bayinya yang baru dilahirkan. Kecurigaan bibi terbukti.
Ringkasan Berita:
- Solehah malu digunjing tetangga karena punya banyak anak
- Dia malah mengubur bayinya yang baru lahir
- Sang bibi syok saat tahu dan kecurigaannya terbukti
BANJARMASINPOST.CO.ID - Malu digunjing tetangga karena banyak anak, seorang Ibu bernama Solehah (33) tega mengubur bayinya yang baru dilahirkan.
Dia adalah warga Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Peristiwa Solehah tega mengubur bayinya sendiri yang baru dilahirkan terjadi, Senin (3/11/2025).
Memang, kasus bayi berjenis kelamin perempuan dikubur itu terungkap pada Senin sore setelah bibi tersangka curiga keponakannya baru saja melahirkan.
Saat berada di halaman belakang rumah tersangka, sang bibi melihat keset yang separuh bagiannya terpendam di tanah.
Saat keset diangkat, terlihat kepala bayi yang sebagian tubuhnya terpendam di dalam tanah.
Baca juga: Bunuh Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban, Imam Ternyata Kalut Usai Cerai dari Istri, Ini Kata Polisi
Setelah menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan para saksi, polisi mengamankan Solehak yang diduga merupakan pelaku penguburan.
Kepada polisi, Solehah mengaku malu atas kehamilannya.
Ia merasa sudah memiliki banyak anak.
"Terduga pelaku mengubur bayi perempuannya karena malu dan tidak menginginkan kehamilannya diketahui oleh warga," kata Kapolsek Wongsorejo, AKP Eko Darmawan, Selasa (4/11/2025).
Tersangka sudah memiliki empat anak.
Anak-anak itu merupakan hasil tiga kali pernikahan dengan suami yang berbeda-beda.
"Terduga pelaku merasa selalu dijadikan bahan pembicaraan warga akibat selalu mempunyai anak di setiap pernikahannya. Itu yang membuatnya tega menguburkan bayi yang baru dilahirkannya," kata Eko.
Kasus ini terungkap usai bibi Solehah bernama Nini Aniye (56) curiga setelah menemukan beberapa kejanggalan.
"Saudara Nini pertama kali curiga setelah bersimpangan dengan seseorang yang hendak berangkat ke sawah. Orang tersebut bilang ke Nini bahwa ia baru saja bertemu dengan suami tersangka yang membuang keresek berlumur darah ke sungai," kata Eko, Selasa (4/11/2025).
Kabar yang ia terima secara tak sengaja itu membuat Nini merasa janggal.
Apalagi ia ingat bahwa sang keponakan tengah hamil tua.
Ia pun memutuskan datang ke rumah Solehak untuk menanyakan apa yang terjadi.
Saat melintas di halaman belakang rumah tersangka, Nini melihat sebuah keset yang setengahnya terkubur dalam tanah.
Ia curiga dan mengangkatnya dengan tangan.
"Saat diangkat, didapati ada kepala bayi yang sebagian bagian tubuhnya terpendam dalam tanah," kata AKP Eko Darmawan.
Hal itu sontak membuat Nini terkaget-kaget.
Ia berteriak histeris yang membuat warga sekitar berdatangan.
"Kemudian warga menghubungi pihak Polsek Wongsorejo dan pihak Puskesmas Wongsorejo untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut," kata Eko.
Eko menjelaskan, jenazah bayi nahas itu langsung dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi untuk ditangani lebih lanjut.
Olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi-saksi langsung digelar Senin malam, setelah aparat menerima kabar tersebut.
Ibu bayi yang merupakan terduga pelaku juga telah diamankan.
Ia dijerat dengan pasal 305 dan atau Pasal 306 Ayat (2) dan atau Pasal 307 KUHP.
Kisah Wanita Punya 44 Anak
Beda kisah di atas, Mariam Nabatanzi, perempuan asal Uganda, memegang rekor dalam hal melahirkan anak-anak.
Saat dia baru usia 36 tahun dan hanya dari satu suami, perempuan ini sudah memiliki 44 orang anak.
Kini, Mariam (39) memiliki tiga kembar empat, empat kembar tiga, dan enam pasang anak kembar.
Celakanya, sang suami pergi meninggalkan Mariam tiga tahuh lalu dan kini dia seorang diri mengurus keluarga besarnya itu.
Mariam menikah saat baru berusia 12 tahun dan saat itu suaminya berusia 40 tahun.
Setahun kemudian, Mariam melahirkan anak kembar.
Saat melahirkan anak kembarnya itu, Mariam pergi ke dokter dan dia diberitahu memiliki kandungan yang amat besar.
Dokter mengatakan, pil KB bisa mengakibatkan gangguan kesehatan untuk Mariam dan sejak saat itu dia terus melahirkan anak.
Keluarga besar amat lazim di Afrika. Di Uganda, perempuan negeri itu rata-rata melahirkan 5,6 anak.
Sehingga, kondisi ini membuat Uganda menjadi negara Afrika dengan angka kelahiran tertinggi menurut data World Bank.
Meski demikian, Mariam dan 44 anaknya tetap saja membuat rakyat Uganda terperangah.
Saat baru berusia 23 tahun, Mariam sudah memiliki 25 anak dan sudah meminta dokter membantunya menghentikan dirinya terus melahirkan.
Sekali lagi, dokter tak bisa berbuat apa-apa karena kandungan Mariam memang amat besar.
Namun, saat kehamilan terakhirnya sekitar 2,5 tahun lalu, Mariam mengalami komplikasi.
Dia melahirkan anak kembarnya yang keenam, tetapi salah satunya meninggal dunia dalam proses persalinan.
Kondisi diperparah ketika sang suami pergi begitu saja meninggalkan Mariam dan puluhan anaknya.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya membuat saya menderita," kata Mariam.
"Sepanjang hidup saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang," tambah dia.
Dengan banyaknya mulut yang harus diberi makan, Mariam bersedia mengerjakan apa pun demi mendapatkan uang.
Dia pernah pekerja menjadi penata rambut hingga pembuat dekorasi pertunjukan.
Mariam juga mengumpulkan dan menjual barang rongsokan, menyuling minuman keras, dan menjual obat-obatan herbal.
Sebagian besar pengasilannya habis untuk memberi makan anak-anaknya, biaya berobat, pakaian, dan membayar uang sekolah.
Di dinding salah satu ruangan kediamannya, tergantung foto beberapa anaknya yang terlihat bangga usai lulus dari sekolah dengan kalungan medali di leher mereka.
Di sisi lain, putra tertuanya Ivan Kibuka terpaksa tak bisa melanjutkan sekolah dan harus bekerja untuk membantu keluarga.
"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah. Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," kata Ivan (23).
Hidup Mariam memang tak bahagia sejak dia dilahirkan.
Ibu kandung Mariam meninggalkan dia bersama ayah dan lima saudaranya tiga hari setelah Mariam lahir.
Setelah ayahnya menikah kembali, ibu tirinya meracuni lima saudaranya. Mereka semua meninggal dunia.
Mariam mengatakan, dia lolos dari maut karena saat itu dia tengah berkunjung ke kediaman kerabatnya.
"Saat itu saya berusia tujuh tahun, terlalu muda untuk memahami apa itu kematian. Saya diberitahu saudara soal apa yang terjadi," kata dia.
Tragedi ini memicu Mariam untuk memiliki keluarga besar, meski awalnya dia hanya berharap memiliki enam anak.
Kini, tantangan yang harus dihadapi Mariam adalah menyediakan rumah bagi 38 anak-anak yang masih kecil itu.
Sebanyak 12 anak-anaknya tidur di atas ranjang besi dengan kasur tipis di dalam kamar yang sempit.
Di kamar lain, anak-anak berdesakan berbagi alas tidur. Sementara yang lain tidur begitu saja di atas lantai.
Anak yang lebih tua membantu adik-adiknya dan semuanya ikut membantu pekerjaan rumah seperti memasak.
Lalu berapa banyak makanan yang harus disiapkan Mariam? Dalam sehari dia harus menyediakan 25 kilogram tepung singkong.
"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam.
Hidup susah sejak masa kanak-kanak, satu-satuny harapan Mariam saat ini adalah anak-anaknya bisa bahagia.
"Saya sudah mengajarkan tanggung jawab orang dewasa kepada mereka sejak dini," kata Mariam.
"Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan," tambah dia.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunjatim.com)
| Bunuh Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban, Imam Ternyata Kalut Usai Cerai dari Istri, Ini Kata Polisi |
|
|---|
| Jual Foto Vulgar pada Guru Hingga Hubungan Intim dengan 32 Lelaki, Kisah Siswi SMA Idap HIV Mencuat |
|
|---|
| Gubernur Sumatera Utara Soroti Korban Pengeroyokan di Masjid, Bobby Nasution : Sangat Disayangkan |
|
|---|
| Alibi Bripda Waldi Kelabui Keluarga Dosen Erni Terkuak, Adik Korban Ungkap Isi Percakapan |
|
|---|
| Usai Bunuh Satu Warga dan Lukai Dua Lainnya, Pria Ini Nekat Gigit Kapolsek dan Lukai Kanit Reskrim |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.