Berita Viral

Hilang 6 Hari, Bilqis Ditemukan Berpindah Pulau, Trauma Usai Diculik dan Ditempatkan di Tepi Hutan

Bilqis bocah yang dilaporkan hilang selama enam hari akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat. Kini trauma usai diculik dibawa ke pulau lain.

Editor: Murhan
Tribun Makassar/Istimewa
PENCULIKAN ANAK - Tangkapan layar rekaman CCTV saat Bilqis Ramdhani (4) diduga diculik seorang wanita di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2025). 

Dwi Nurmas menceritakan bahwa ia datang bersama anaknya ke Taman Pakui Sayang pada pukul 08.05 Wita.

Saat itu, dirinya sedang bermain tenis sembari melatih, sedangkan anaknya bermain di playground sebelah lapangan tenis.
 
Pada pukul 09.00 Wita, Dwi Nurmas yang sudah berlatih tenis bersama beberapa rekannya sesekali memanggil anaknya dari lapangan.

"Dua kali saya panggil, dia jawab 'iya, Pak.' Tapi pas panggilan ketiga sudah tidak ada jawaban," ujar Dwi, dikutip dari TribunToraja.com, Jumat (7/11/2025).

Tak mendengar jawaban dari Bilqis, Dwinurmas langsung menghentikan permainan dan mencari anaknya di seluruh area taman.

Dibantu pengunjung, Bilqis Ramdhani tak kunjung ditemukan hingga sore hari.

"Saya keliling dari ujung ke ujung taman, nihil. Istri saya juga datang ikut mencari sampai ke Jalan Pettarani dan sekitar Jalan Pelita," tuturnya.

Keesokan harinya, Senin (3/11/2025), Dimas dan keluarganya kembali ke taman untuk mencari petunjuk.

Orangtua Wajib Waspada

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, rentetan peristiwa penculikan akan menjadi kekhawatiran orangtua.

"Bahwa dari peristiwa penculikan ini, perlunya deteksi kerawanan pengasuhan dari rumah, bagi anak-anak yang tidak dijemput, pada jam sepi tanpa pengawasan orang tua dan lingkungan. Anak menjadi rentan diculik," ujar Jasra kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

KPAI menilai, lepasnya perhatian orang tua diduga kuat menyebabkan anak menjadi target para pelaku penculikan dan predator seksual.

"Bermodus sama. Pelaku menggunakan sepeda motor berupaya agar tidak dicurigai, mengamati, dan menyasar targetnya," kata Jasra.

Jasra mengatakan, ada dua kemungkinan yang terjadi pada anak ketika menjadi korban penculikan.

Pertama, korban dapat dieksploitasi ekonomi dalam bisnis pornografi dan kedua, menjadi korban pelecehan hingga kekerasan seksual.

"Bisa jadi karena paparan pornografi, kemudian para pelaku menyasar anak," kata Jasra.

Melihat kondisi dan situasi

Berdasarkan kasus penculikan yang pernah terjadi, KPAI menilai para pelaku menyasar anak-anak dalam situasi yang dianggap lemah, tanpa pengawasan, dan situasi yang sepi.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved