Sebelas Tahun Berlalu, Sara Wijayanto Akui Tak Sungguh-sungguh Ingin Miliki Anak Bareng Demian

“Ini (punya anak) adalah keputusan seumur hidup, harus besarkan dan secara mental harus di sana untuk ada di sana,” kata Sara.

Rupanya, Sara sudah membicarakan hal itu, jauh sebelum ia mendapatkan penilaian buruk dari publik. Nyatanya, Demian kata Sara bisa dengan legowo menerima keputusannya. 

Diketahui, Demian sudah memiliki seorang anak dari pernikahan sebelumnya, dengan Yulia Rachman.

“Aku ngomong sama dia, kamu gak apa-apa gak, dia bilang gak apa-apa, ya sudah,” kata Sara.

“Enggak sama sekali (iri melihat orang lain punya anak),” tegas Sara. 

Rutin Gelar Ritual Selasa Kliwon

Sara Wijayanto mengaku sering gelar ritual Selasa Kliwon. Ia lalu mendapatkan pesan politik dari leluhurnya.

Sara Wijayanto mengungkapkan sebuah fakta menarik tentang tradisi spiritual yang sudah lama ada dalam keluarganya. 

Kemampuan indigo yang ia miliki ternyata bukan hal baru, melainkan diwariskan dari garis keturunan, di mana sang ibu dan nenek juga memiliki kemampuan serupa.

Terbaru, Sara Wijayanti sering gelar ritual Selasa Kliwon. Ia mengaku mendapat pesan politik dari leluhur.

Dalam program Butik Haji Igun, wanita yang dikenal sebagai praktisi supranatural itu mengisahkan bahwa keluarganya memiliki tradisi ritual khusus yang dilakukan secara rutin.

Menurut Sara, ritual tersebut biasanya dilaksanakan pada malam-malam tertentu yang dianggap memiliki makna sakral dalam tradisi kejawen.

"Kan di keluarga itu kan turunan ya," kata Sara Wijayanto kepada Ivan Gunawan dikutip Senin (13/10/2025).

Sara mengungkapkan bahwa keluarganya kerap mengadakan pertemuan khusus untuk menjalankan ritual, di mana roh para leluhur dipercaya berkomunikasi melalui perantara ibunya.

"Dulu itu keluarga aku jadi kayak tiap malam Selasa Kliwon gitu, misalnya, nah itu suka ngumpul, nanti ada yang leluhur masuk ke ibu aku," tutur Sara Wijayanto.

Baca juga: Tak Punya Niat Rujuk dengan Eza Gionino, Pihak Meiza Aulia Beber Isi Pertemuan di Medan

Pesan yang diterima dari arwah para leluhur tersebut kemudian dituliskan oleh kakeknya dalam sebuah buku catatan yang hingga sekarang masih terjaga dengan baik.