Berita Banjarbaru
Inilah Wujud Kebhinekaan, 2.000 Pelajar Lima Agama Membaca Kitab Bersama
Ribuan pelajar tampak dengan khusyuk membaca doa bersama. Dibimbing oleh pemuka agama mereka mengiringi doa yang dibacakan.
Penulis: Milna Sari | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Ribuan pelajar tampak dengan khusyuk membaca doa bersama. Dibimbing oleh pemuka agama mereka mengiringi doa yang dibacakan.
Tak hanya satu agama, namun lima agama hadir untuk membaca kitab suci dan doa bersama terdiri dari Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha. Masing-masing agama diwakili oleh beberapa pelajar pemeluk agama tersebut. Mereka berdoa bersama diiringi pemuka agama masing-masing dalam gerakan pemuda membaca kitab suci di GOR Rudy Resnawan Banjarbaru, Kamis (5/10/2017).
Kabid Penelusuran dan Pemetaan IPTEK Kemenpora RI, Supadi mengatakan ada sekitar 2000 pelajar dan pemuda yang hadir untuk membaca doa bersama. Tak hanya pelajar dari Kalsel, namun juga beberapa pemuda dari seluruh Indonesia.
baca juga: Film Pengabdi Setan Kian Melejit, Baru 6 Hari Tayang Ditonton 805.356 Orang
Acara ini dalam rangka dukungan program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora saat ini di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) juga siap dilaksanakan di tempat dan waktu yang sama dengan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.
Dengan tujuan memupuk kebhinekaan di kalangan pemuda tanpa memandang suku, ras, dan agama yang berbeda, GPMKS mengemban tanggungjawab besar menyatukan pemuda yang berasal dari 6 (enam) agama di Indonesia untuk membacakan masing-masing kitab suci dalam satu tempat dan waktu yang sama.
Kegiatan ini adalah langkah awal Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing. Disaat bersamaan ada moment Kirab Pemuda 2017 dimana para pemuda dari 34 provinsi dengan latar belakang keyakinan agama yang berbeda-beda tengah berkumpul menyuarakan semangat berani bersatu di tengah kebhinekaan. "Ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan semangat saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan yang ada,” dijelaskannya.
Baca juga: Cewek Cantik Ini Menikah di Polres, Dijaga Aparat Bersenjata, Bulan Madu Terhalang Jeruji Besi
Menurut data BPS tahun 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun, yakni dari 67,18% pada tahun 2009 ke angka 51,72% di tahun 2015. Data tersebut menjadi landsan utama kegiatan GPMKS ini diadakan.
Diharapkan ke depan kegiatan GPMKS dapat dilaksanakan oleh Kementerian, Lembaga terkait, Pemda, organisasi keagamaan dan kepemudaan seluruh lapisan masyarakat hingga lingkungan keluarga, karena masa depan bangsa ini antara lain ditentukan oleh kesadaran kolektif, termasuk pemuda, terhadap penguatan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai NKRI yang senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai relijius.
