Hari Raya Nyepi 2018
Hari Raya Nyepi 2018, Ternyata Ini Makna Nyepi dan Hal Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan
Kembali ke titik nol, begitulah kepercayaan umat Hindu kala perayaan nyepi berlangsung.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kembali ke titik nol, begitulah kepercayaan umat Hindu kala perayaan nyepi berlangsung.
Mereka percaya, pada sejumlah ritual nyepi menggambarkan keberadaan alam semesta yang dari tidak ada, kemudian ada, kemudian tidak ada dan kembali ada.
Ketika nyepi, Wakil Ketua Suka Duka Pura Agung Jagat Natha, Ade Supana mengatakan umat hindu akan berpuasa pada hari tersebut.
Ritual itu ialah ritual pensucian.
Baca: Begini Kabar Terkini Oknum Brimob yang Tembak Ajudan Prabowo Subianto, Menyedihkan!
Dalam artian menghentikan pembakaran atau memadamkan api.
Baik itu pembakaran di dalam tubuh karena tidak makan, maupun memadamkan api emosi negatif.
Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi 2018 dalam Bahasa Bali, Indonesia dan Inggris
"Tentunya untuk kegiatan ini tujuannya agar alam semesta seimbang. Dari yang semula menjadi ada, kemudian tidak ada, dan alam semesta ada lagi," jelas lelaki itu.
Sebelumnya, pada Jumat (16/3/2018) umat Hindu menggelar upacara mecaru di Pura Agung Jagat Natha.
Diterangkan oleh Ade Supana, mecaru merupakan upacara mensucikan alam semesta pada titik nol.
Baca: Manyakitkan! Iron Man, Thor, Doctor Strange Pun Tumbang Gara-gara Thanos
Dimana semestinya itu dilakukan pada permpatan jalan. Akan tetapi tetap bisa dilaksanakan secara simbolis.
Adapun tujuan upacara ialah agar alam semesta seimbang.
Ia juga menjelaskan, pada perayaan Nyepi, umat Hindu tidak boleh melakukan empat hal, diantaranya Amati Geni (tidak boleh menyalakan lampu), Amati Karya (tidak boleh melakukan kegiatan apapun), Amati Lelangoan, (tidak boleh menghibur diri), dan Amati Lelungan (tidak bepergian). Namun apabila bepergian menuju jalan Tuhan maka itu diperbolehkan.
(Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohyanti)
