Berita Banjar
Korban Gempa Lombok yang Mengungsi di Martapura Barat Dianggap Bupati Banjar Sebagai Warga Sendiri
"Daerah ini memang tempat transmigrasi warga asal Lombok dan dahulu mereka sempat tinggal di sini,” ujar H Khalilurrahman
Penulis: | Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bupati Banjar H Khalilurrahman menganggap para pengungsi asal Lombok Timur Nusa Tenggara Barat yang mengungsi di Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, layaknya warga sendiri.
Pasalnya, beberapa di antara pengungsi tersebut sebelumnya sempat bermukim di Kabupaten Banjar.
Baca: Warga Satu Desa di Kotabaru Kekurangan Pangan, Begini Penjelasan BPBD
Wajar jika kemudian bupati meminta jajarannya, untuk senantiasa membantu segala kebutuhan para pengungsi selama berada di Kabupaten Banjar.
“Daerah ini memang tempat transmigrasi warga asal Lombok dan dahulu mereka sempat tinggal di sini,” ujar H Khalilurrahman, saat mengunjungi dan memberikan bantuan kepada para pengungsi asal Lombok Timur, di Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat, Kamis (30/8).
Menurutnya, saat ini warga Lombok sedang mengalami kesusahan akibat musibah gempa bumi yang terjadi secara beruntun. Mereka kemudian mengungsi ke berbagai daerah dan sebagian ada yang ke Kabupaten Banjar, ke tempat saudara mereka.
Baca: Kebingungan Gatot Nurmantyo Memilih Joko Widodo-Maruf Amin Atau Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019
“Jangan anggap mereka pengungsi, tapi anggap sebagai warga kita sendiri yang saat ini memerlukan bantuan,” imbuhnya.
Saat ini, sebanyak 40 orang warga asal Kecamatan Tigabaya Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mengungsi ke Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat. Para pengungsi yang terpaksa meninggalkan kampung halaman akibat gempa ini, datang dalam dua gelombang menumpang pesawat terbang dan ditampung di 3 buah rumah.
Mereka terdiri dari 13 kepala keluarga dengan 22 orang dewasa, 14 anak-anak dan empat orang balita, kebanyakan adalah perempuan. Rumah mereka di Lombok Timur kini sudah ambruk dan terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat serta pasar yang masih berdiri.
Baca: Berharap Simpati, Aksi #2019GantiPresiden Disebut Bawaslu Justru Bisa Tuai Antipati
“Kami merupakan satu keluarga besar yang sama mengalami musibah gempa. Kami terpaksa mengungsi ke sini, karena rumah kami sudah roboh semua,” terang sala seorang pengungsi, Rehani (54).
Menurutnya, masih ada beberapa sanak saudara mereka yang masih tinggal di tenda-tenda darurat di Lombok Timur dan akan segera turut mengungsi ke Kalsel menyusul dirinya.
“Alhamdulillah di sini kami mendapat perhatian baik dari pemerintah dan masyarakat. Kamis sangat berterima kasih kepada Pak Bupati serta semuanya,” ucapnya, lirih.
Sedangkan pengungsi lainnya, Nurdin, (56) menuturkan bahwa keputusan untuk mengungsi ke Kalimantan Selatan karena anggota keluarganya trauma dengan kejadian gempa yang susul-menyusul.
Baca: Sandiaga Uno Bilang Berkah, Saat Ditanya Deddy Mizwar Jadi Jubir Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019
Saat gempa pertama terjadi, Nurdin bersama warga lainnya mengungsi ke bukit di desa tetangga dan tinggal di tenda selama delapan hari. Setelah dirasa aman, mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
“Tapi ternyata kembali terjadi gempa, dan kami kembali mengungsi. Syukur kami masih punya keluarga di Kalimantan Selatan,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Banjar, Wasis Nugraha menjelaskan bantuan yang diberikan ada dalam bentuk uang tunai ada yang berbentuk barang kebutuhan. Hari ini terang dia, ada bantuan dari masyarakat dan ada dari Pemerintah Kabupaten Banjar. Bantuan berupa uang, pakaian, bahan makanan, alas tidur dan lainnya.
“Menangani para warga Lombok yang sekarang ada di tempat kita, kami akan selalu berkoordinasi antar instansi dan aparat lainnya, guna memberikan pelayanan dan kemudahan bagi mereka hingga kondisi kembali normal,” ucapnya.
(banjarmasinpost.co.id/Hasby)