Serambi Ummah
Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir Dalam Hukum Islam
Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir Dalam Hukum Islam yang jadi tradisi warga
BANJARMASINPOST.CO.ID - Amalan rebo wekasan atau arba mustakmir, hari rabu terakhir di bulan safar sudah menjadi tradisi di agama Islam, khususnya di Jawa, yang sampai kini masih dilestarikan.
Amalan rebo wekasan atau arba mustakmir dalam penamaan dan cara pelaksanaan tradisi ini, beda-beda di setiap termpat.
Ada beberapa istilah dalam penamaan Rabu di Shafar itu, antara lain Rebo Wekasan, Rabu Pungkasan, Rabu Kasan, Arba Mustakmir.
Di hari itu, ada yang bersidang dan berlangsung di tempat-tempat pemakaman umum, ada yang menggelar doa dan dzikir bersama, dan amalan-amaln lain.
Baca: Niat Sholat Sunnah Rebo Wekasan Arba Mustakmir atau Sholat Tolak Bala Rabu Terakhir Bulan Safar
Baca: Bacaan Niat Sholat Rebo Wekasan Arba Mustakmir atau Sholat Tolak Bala Dalam Bahasa Arab dan Artinya
Baca: Banyak Umat Muslim Laksanakan Sholat Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Ini Hukumnya Dalam Islam
Baca: Besok Arba Mustakmir, Ini Arti Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan Serta Hukumnya Dalam Islam
Baca: Besok Arba Mustakmir, Hari Rabu Terakhir Bulan Safar atau Rebo Wekasan, Ini 5 Tradisi Tolak Bala
Dijelaskan dalam kitab karya Syeikh Abdul Hamid bin Ali bin Abdul Qodir Quds al-Makki (1277-1335), diterangkan al-Allamah as-Syaikh Addiyarbi dalam Mujarrobat-nya, yang ba’dlul arifin dari ahlul kasyf menceritakan, pada setiap Rabu akhir Shafar , akan dicetak ke bumi 300.000 malapetaka dan 20.000 macam bencana. Barang siapa melakukan salat 4 rakaat, di setiap rakaat setelah fatihah membaca surat al-Kautsar tujuh belas kali, al-Ikhlas lima kali, dan Mu’awwidzatain satu kali. Setelah salam membaca do’a tertentu. (Kanzun Najah Wassurur, 95)
Di kitab yang sama mencerminkan, sebagian orang pada hari itu mengambarkan untuk membaca Surat Yasin. Ketika sampai ayat “Salamun qoulan min robbin rahim” diulang sebanyak 313 kali. Setelah selesai membaca Yasin, membaca doa tertentu. (Kanzun Najah, 98)
Fakta di masyarakat menunjukkan, ada dua amalan (salat dan pembacaan Surat Yasin), yang sering dilaksanakan pada Rabu akhir Shafar.
Pertama, salat Rabu Wekasan. Pijakan ritual atau amaliyah Rabu Wekasan adalah berdasar kasyf atau ilham, termasuk dalam kitab Kanzun Najah. Al-imam Tajuddin Assubuki dalam Jamul Jawami ‘mengemukakan, ilham adalah petunjuk dari Allah yang diberikan ke dalam hati seseorang. Ilham diberikan husus oleh Allah untuk sebagian orang pilihanNya. Ilham menyoroti hujjah, karena tidak ada suaka ma’shum bagi orang yang menerimanya. Ilham juga tidak bisa bersih (steril) dari bisikan setan.
Hal yang berbeda dengan pendapat sebagian besar shufi, yang menyatakan, bahwa ilham dapat digunakan sebagai hujjah bagi dia sendiri. Jadi orang yang ma’il seperti Nabi, maka ilham mungkin sebagai orang-orang dan orang lain, jika memang ada masalah dengan orang lain AS.
Penjelasan itu menunjukkan, salat Rabu Wekasan bukan sunnah Nabi, karena dasar dari amaliyahnya adalah berdasarkan ilham, sementara ilham itu tidak bisa dijadikan hujjah.

Lalu, bagaimana hukum melakukan salat sebagaimana yang dilakukan masyarakat? Al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj, menjelaskan, tidak terpisah dan tidak sah salat-salat ini dengan niat yang baik oleh kalangan shufiyyah, tanpa adanya dalil di dalam assunnah. Jika Anda melakukan salat secara sempurna (dll), maka ia akan melakukan sesuatu dengan perintah yang berarti atau istikhoroh, maka itu tidak berbahaya.
Alhasil, selama salat dan amaliyah lainnya tidak sebagai sunnah atau masyru ‘dari Nabi, dan dalam salat diniati secara utuh, maka tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Kedua, bacaan surat dalam salat. Identitas yang dilakukan masyarakat dan tertulis dalam kitab Mujarrobat, yaitu setiap rakaat setelah bacaan fatihah membaca surat al-Kautsar tujuh kali, al-Ikhlas lima kali, dan Mu’awwidzatain satu kali. Itu digunakan dalam syariat, meskipun Nabi tidak pernah membaca bacaan-bacaan itu dalam salat.
Imam Bukhori meriwayatkan sebuah hadis, ada seorang Sahabat yang setiap rakaat membaca surat al-Ikhlas dan disampaikan kepada Rasulullah, ternyata Baginda Nabi tidak melarang. Dari hadis ini al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan, hadis ini adalah dalil yang diperintahkan atau membaca sebagian al-Quran berdasarkan kemauannya dan memperbanyak membacanya.
Ketiga, bacaan Surat Yasin dan pengulangan sekitar ayat. Surat Yasin adalah bagian dari al-Quran, yang meragukannya tentang pahala dan anjuran membacanya. Bahkan ada juga yang intelektual, Surat Yasin memiliki keutamaan sendiri.
