Pilpres 2019

Sindiran Prabowo Soal Dana Kampanye Pilpres 2019 Dinilai Wajar, Gerindra : Petahana Bagi-bagi Proyek

Sindiran Prabowo Soal Dana Kampanye Pilpres 2019 Dinilai Wajar, Gerindra : Petahana Bagi-bagi Proyek

Editor: Rendy Nicko
kompas.com
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Riza Patria dalam diskusi di Jakarta, Minggu (22/5/2016). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Prabowo Subianto sempat menyindir sejumlah elite partai pengusunya di Pilpres 2019 untuk memberikan sumbangan dana kampanye. Bagi Gerindra, hal itu ada alasannya.

Bagi Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan, pernyataan Prabowo tersebut wajar saja jika dana kampanye pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak sebanyak petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Harus kami akui, kalau logistik pasti petahana (Jokowi-Ma'ruf Amin ) lebih banyak, namanya petahana kan bagi-bagi proyek. Anda kalau saya kasih proyek, masa lupa sih sama saya? Enggak perlu saya minta Anda ngerti ini Riza mau jadi bupati nih, pasti nyumbang. Apalagi mau jadi presiden, (pasti) nyumbang," ujar Riza di kompleks parlemen, Selasa (18/12/2018).

Riza berharap dana kampanye yang diterima petahana yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 bukan berasal dari intimidasi atau ancaman.

Baca: Penjelasan Resmi Tri Rismaharini Soal Jalan Gubeng Ambles, Umumkan Pengalihan Arus

Baca: Saksi Mata Lihat Detik-detik Jalan Gubeng Ambles di Surabaya, Dengar Dentuman Keras

Baca: Penjelasan Resmi Wakil Wali Kota Surabaya Terkait Penyebab Jalan Gubeng Ambles

Baca: Jalan Gubeng Ambles, Jalan Protokol di Surabaya Viral di Medsos Mirip Fenomena Sinkhole

Sebagai calon penantang, Riza mengatakan wajar jika Prabowo tidak disumbang dalam jumlah besar oleh pengusaha-pengusaha.

Meski demikian, Prabowo dan Sandiaga cukup puas karena mendapatkan sumbangan dari masyarakat.

"Sekalipun kami tidak disumbang oleh taipan yang besar yang hebat, ternyata rakyat menyumbang dan membantu kok," ujar Riza.

Riza mengatakan Prabowo punya pemikiran bahwa akar korupsi di Indonesia salah satunya karena ongkos politik dibiayai orang yang punya kepentingan.

Mereka yang menyumbang selalu mengharapkan imbalan setelah politisi yang didukungnya memenangkan pemilu. Akhirnya, terjadi korupsi yang dilakukan kepala daerah, anggota Dewan, hingga menteri. Oleh karena itu, kata Riza, Prabowo ingin biaya politik disumbang oleh rakyat.

Dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul, Prabowo meminta elite partai pengusungnya untuk iuran. Prabowo menyebut masyarakat sudah melakukan itu misalnya ojek online.

"Prabowo ingin membiasakan, supaya pemimpin tidak berutang ke pengusaha, tetapi dia harus berutang ke rakyat," kata dia.

Dengan begitu, pemimpin akan lebih bertanggung jawab saat menjalankan amanagnya. Sumbangan dari rakyat akan dikembalikan dalam bentuk infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.

Prabowo Subianto berorasi di hadapan relawan di Istora Senayan
Prabowo Subianto berorasi di hadapan relawan di Istora Senayan (kompas.com)

Meski demikian, sumbangan partai tetap dibutuhkan untuk membantu pemenangan Pilpres. Riza mengatakan bantuan partai pendukung sebenarnya tidak hanya dalam bentuk uang.

Begitu partai bergerak di akar rumput, artinya partai tersebut sudah berkontribusi dalam perjuangan Pilpres ini.

Riza mengatakan pernyataan Prabowo di Sentul kemarin hanya mengingatkan partai pendukung saja. Dukungan dari partai tidak boleh kalah dengan masyarakat.

"Pak Prabowo kan mengingatkan kepada kader dong. Jangan kalau diminta baru nyumbang. Itu maksudnya kesadaran ditingkatkan lagi, termasuk para elite," ujar Riza.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politisi Gerindra Bilang Logistik Petahana Lebih Banyak karena Bagi-bagi Proyek "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved