Kisah Kakek Pemburu Ular Piton
Mirip Panji Petualang, Amad 40 Tahun Hidup Berburu Ular, Ribuan Piton Berbagai Ukuran Disikatnya
Profesi pria yang satu ini memang unik dan juga langka, ya karena tak semua orang mau melakoninya. Berburu ular piton
Penulis: Salmah | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Profesi pria yang satu ini memang unik dan juga langka, ya karena tak semua orang mau melakoninya. Berburu ular piton (python reticulatus) alias 'ular sanca'.
Selama 40 tahun ini Amad, warga Komplek Dharma Praja, Banjarmasin, menggantungkan pencaharian dari menangkap dan menjual python.
Profesi itu ditekuni sejak remaja usia belasan tahun hingga kini usianya 65 tahun. Setiap hari ia berkeliling Banjarmasin khususnya di kawasan rawa berair.
Selama 4 dekade menggeluti profesi pemburu piton, sudah ribuan ekor dari berbagai ukuran yang ia tangkap dan dijual.
Menurut Amad, saat kecil ia tak sekolah, sehingga tatkala mendapat pelajaran menangkap ular dari tetangganya sekampung maka itu dijadikanya pekerjaan.
"Saya merasa cocok dengan pekerjaan ini. Ya, dijalani saja. Alhamdulillah sampai sekarang bisa menghidupi diri," ungkap Amad yang hingga kini hidup membujang.
Baca: Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan 22 Malam Ini di RCTI - MNC TV, Ada Brighton vs Liverpool!
Baca: Cuma Duet Maut dengan Rhoma Irama Via Vallen Siap Dua Benda Ini, 1 Buah Papa & 1 Buah Pak Haji
Baca: Cerita Nia Ramadhani Saat Dirinya Dikira Masih 17 Tahun Oleh Para Bule, Segini Harga Perawatannya
Selain menangkap ular, sekali waktu Amad juga mengambil upah menebas rumput baik di wilayah Banjarmasin maupun Banjarbaru.
Amad juga kerap dimintai tolong oleh warga jika ada ular di suatu tempat yang dianggap membahayakan. Itu ia lakukan seorang diri.
"Dulu saat masih belajar menangkap ular, saya berdua dengan paman yang merupakan tetangga saya. Setelah mahir, sampai kini hanya sendiri menangkap," tukasnya.
Bagi Amad, tak ada rasa takut dengan ular, meski kadang yang dicari piton tapi ketemunya malah ular jenis lain yang berbisa.
"Biasa saja. Kalau ular berbisa, macam tadung (kobra) atau lainnya, ya saya tebas dengan parang jika tak mau menjauh," ujarnya.
Apakah setiap hari dapat ular piton? Menurut Amad zaman sekarang tidak seperti dulu yang masih banyak kawasan rawa tempat piton berhabitat.
"Dulu dalam sebulan bisa sampai delapan ekor. Kalau sekarang hanya dua sampai empat saja didapat," jelasnya.
Menyiasati perolehan rezeki, jika menemukan bidawang (bulus) ia tangkap dan jual. Begitupula kobra yang kadang ada pesanan untuk diambil hatinya.
Lantas, bagaimana awal mula Amad belajar menangkap ular? Kisahnya lucu, karena saat itu Amad dikelabui, hingga sempat bercebur ke sungai saking kagetnya. Kisah ini bisa Anda ikuti di tulisan berikutnya.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
