Pasca Temuan Ulat di Hamburger, Dapur MBG Landasanulin Utara Banjarbaru Masih Tutup

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru buka suara soal temuan ulat di menu Makan Bergizi Gratis (MBG) siswa SMPN 10 pada Jumat (24/10). Kadinkes Banjarbaru Juhai Trianti Agustina, Rabu (29/10), menerangkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Landasanulin Utara 1 selaku penyalur makanan dihentikan operasionalnya sementara.

Dapur MBG di Jalan Carakajaya Kelurahan Landasanulin Utara Kecamatan Lianganggang ini sebelumnya menjadi salah satu dapur yang mengajukan surat layak Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS). Setifikasi yang wajib dimiliki setiap SPPG.

Dinkes dijadwalkan melakukan pemeriksaan sampel air dan makanan di SPPG tersebut pada Senin (27/10). Namun dengan adanya kasus ini, tindakan tersebut dibatalkan. “Dengan adanya info penutupan ini, rencana pemeriksaan batal,” ujarnya.

Baca juga: Dapur MBG Landasanulin Utara Banjarbaru Ditutup, Siswa SMPN 10 Dapati Ulat di Hamburger

Baca juga: Makan Bergizi Gratis: Dari Piring Sekolah ke Timbulan Sampah

Juhai mengungkapkan penutupan sementara dilakukan Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah 3 Badan Gizi Nasional (BGN). Dinkes Banjarbaru telah berkoordinasi dengan BGN Koordinator Wilayah Banjarbaru mengenai SPPG ini.

Kasus ini mencuat setelah beredarnya foto menu MBG berupa hamburger, yang diterima beberapa siswa SMPN 10 Banjarbaru, diduga berbelatung. Dari foto tampak ulat berwarna putih pada daging burger.

Dari pantauan Selasa (28/10), SPPG Landasanulin Utara 1 tampak sepi. Bangunan terkunci rapat. Sebuah mobil boks pengantar makanan terparkir di halaman. Tidak terlihat ada satu karyawan pun. Warga mengatakan Dapur MBG  tersebut tidak beraktivitas sejak Senin.

Penutupan sementara SPPG tersebut akibat menu MBG berbelatung dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Banjarbaru Dedy Sutoyo, Selasa. Dia menyebut peristiwa Jumat itu juga terjadi di TK Negeri Pembina Lianganggang.

“Laporan pasti dari kami. Soalnya, kami, guru, kepsek dan pengawas yang mengecek makanan langsung,” ujar Dedy.

Seorang siswi SMPN 10 Banjarbaru masih teringat adanya belatung di makanan Program Prabowo Subianto-Wapres Gibran Rakabuming Raka tersebut. “Padahal waktu itu saya sudah habis separuh burgernya. Setelah dicek ternyata benar ada ulatnya,” ujar siswi berinisial RL.

Kendati tidak berdampak pada tubuhnya seperti mual, dia merasa risih saja.

Dari pantauan, pembelajaran di SMPN 10 berjalan seperti biasa. Namun tidak ada pembagaian MBG. “Kami masih menunggu evaluasi dan informasi dari SPPG,” kata Kepala Sekolah Moh Zaid Setiawan, Rabu.

Pihak sekolah telah menyampaikan pemberitahuan kepada orangtua siswa mengenai penghentian sementara MBG.

Saat dikunjungi pada Rabu, masih belum ada aktivitas di SPPG Landasanulin Utara 1, yang dijalankan Yayasan Amanah Berkah Lumintu. BPost berupaya melakukan konfirmasi ke Korwil SPPG Banjarbaru, Citra, namun belum direspons. Demikian pula kepala dapur.

Belum lagi persoalan ini selesai, beredar gambar di grup WhatsApp, menu MBG disebut basi oleh seorang siswa SMAN 12 Banjarmasin. Dalam gambar tampak ompreng berisi nasi, telur sambal merah, dan sayur diberi tulisan ‘Maaf Basi’.

Dikonfirmasi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Aulia Ajijah, mengatakan ada siswa yang tidak menyukai menu yang dibagikan. “Mungkin bukan selera mereka. Karena di sambal habang (merah)  ada tomat, jadi dikira basi. Padahal tidak. Anak-anak yang lain ditanya suka-suka saja. Tidak komplain,” ujarnya, Rabu.

Tomat yang dominan di sambal merah, dikatakan Azizah, mempengaruhi rasa yakni menjadi lebih asam. Namun banyak siswa yang menyukainya. Bahkan ada yang membawa pulang jatah teman yang absen.

Ditambahkannya, sejauh ini tidak ada masalah mengenai menu MBG. Lauknya pun bervariasi. Ada chicken katsu, burger, ayam masak kecap, ayam kare dan lainnya. (riz/lis/naa)