KalselPedia

KalselPedia: Buah Namnam atau Sawo Pancukan, Buah Unik Berbentuk Ginjal

Buah namnam atau sawo pancukan adalah buah yang lumayan jarang ditemukan di Kalimantan Selatan

Penulis: Noor Masrida | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/noor masrida
Buah namnam atau sawo pancukan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Buah namnam atau sawo pancukan adalah buah yang lumayan jarang ditemukan di Kalimantan Selatan.

Buah namnam dapat dimakan ketika matang dan berwarna kekuningan.
Umumnya buah ini dijadikan bahan rujak bahkan di sebagian daerah di Indonesia buah ini dijadikan campuran sambal.

Buah namnam yang matang berasa kecut atau manis.

Buah ini memiliki bentuk yang unik, menyerupai ginjal yang keriput.
Di dalamnya terdapat biji berwarna cokelat pipih dengan bentuk sama seperti luarnya namun lebih kecil.

Buah namnam memiliki banyak nama di setiap daerah di Indonesia.

Baca: KalselPedia: Ini Daftar Pantai-pantai di Tanahbumbu yang Sering Dikunjungi

Baca: KalselPedia: Prosedur Pengurusan Surat Keterangan Kehilangan, SIM, STNK, KK, ATM, BPJS di Kepolisian

Baca: KalselPedia: Inilah SOPD di Lingkungan Pemkab Tapin, Tugas Bantu Realisasikan Visi Misi Bupati Tapin

Baca: KalselPedia : Kerajinan Khas Batola Berbahan Purun, Anyaman Tikar hingga Tas Purun Tikus

Di daerah Sulawesi Utara dan Ambon disebut namu-namu.

Masyarakat Ternate menyebutnya namo-namo, sementara di Halmahera disebut namet, sedangkan di Maluku bagian tengah disebut namute, lamute, lamuta, dan klamute.

Orang Bugis menyebutnya arepa, dan orang Makasar mengenalnya sebagai puti anjeng.

Sementara masyarakat Sunda, Jawa, dan Madura menamainya sebagai buah pukih, kopi anjing, dan namnam.

Di Banjarmasin pun tiap daerah juga berbeda penamaannya.

Ada yang menyebutnya namnam, sawo pancukan, hingga enam-enam.

Pohon namnam ditanam sebagai tanaman penghias halaman atau untuk diambil buahnya.

Menurut keterangan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), persebaran tanaman namnam terdapat dari India, Malaya hingga Indonesia.

Ditanam pula di daerah-daerah lain di Asia Tenggara. Tumbuh baik pada dataran rendah dan tanah yang subur.

Sayangnya, saat ini tanaman ini sudah mulai sulit di temui.

Banjarmasinpost.co.id/noor masrida

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved