Ramadhan 1440 H
Banyak Orang Ziarah Makam Jelang Ramadhan 1440 H, Ini Adab dan Doa Ziarah Kubur Serta Hikmahnya
Tradisi ziarah kubur di Bulan Ramadhan, termasuk Ramadhan 1440 H juga disebut sebagai arwahan, nyekar (sekitar Jawa Tengah)
Penulis: Amirul Yusuf | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Tradisi ziarah kubur di Bulan Ramadhan, termasuk Ramadhan 1440 H juga disebut sebagai arwahan, nyekar (sekitar Jawa Tengah), kosar (sekitar JawaTimur), munggahan (sekitar tatar Sunda) dan lain sebagainya.
Bagi sebagian orang, hal ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam melangkahkan kaki menyongsong puasa Ramadhan 1440 H.
Menziarahi makam lalu melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana seorang hamba untuk menghormati para pendahulu, mendoakan mereka, atau merenungi hidup yang kelak pasti akan berakhir.
Rasulullah SAW termasuk orang yang tak hanya mempraktikkan ziarah kubur tapi mengajarkan apa yang hendaknya dibaca saat seseorang berkunjung ke tempat pembaringan terakhir itu.
Baca: Jadwal Sidang Isbat dan Pengumuman Awal Puasa 1 Ramadhan 1440 H, Cek Titik-titik Pantau Hilal
Baca: Bacaan Doa Berbuka Jelang Ramadhan 2019/1440 H, Ini Amalan Sunnah Nabi Muhammad SAW Soal Buka Puasa
Dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang
kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
(Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).
Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Dilansir dari NU Online, setelah mengucap salam lalu kita duduk bersila, selanjutnya kita membaca surat Al-Fatihah tiga kali
yang pahalanya dihadiahkan untuk untuk Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan para ulama, para ahli kubur dari kalangan umat Islam, khususnya orang tua, guru atau sahabat yang sedang kita ziarahi.
Selanjutnya kita membaca surat al-Ihlas 3x, al-Falak dan an-Nas, lalu surat Al-Fatihah, awal surat al-Baqarah, ayat kursi, lalu beberapa bacaan dzikir dan shalawat seperti biasa dibacakan dalam kegiatan tahlil.
Sebelumnya juga bisa kita tambah dengan bacaan surat Yasin.
HIKMAH ZIARAH
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/ayu-ting-ting-dan-keluarganya-sedang-ziarah-ke-makam-jelang-ramadan-2019.jpg)