Berita Banjar

Cita Rasa Kopi Aranio Digemari, Sayang Produksinya Turun, Begini Penyebabnya

Kopi Aranio yang diproduksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Sejahtera, Desa Tiwinganbaru, Kecamatan Aranio, stagnan.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
ARIANTO UNTUK BANJARMASINPOST.CO.ID
Beginilah pengolahan bubuk kopi Aranio yang dijalankan BUMDes Bina Sejahtera, masih secara tradisional. Mereka belum memiliki perlengkapan memadai karena keterbatasan modal. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kopi Aranio yang diproduksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Sejahtera, Desa Tiwinganbaru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), stagnan.

Tingginya intensias curah hujan yang terjadi selama dua pekan sejak awal Juni lalu menjadi salah satu penyebabnya.

"Kemarin itu kan kebanyakan hujan, jadi buah di kebun kopi terganggu," ucap Arianto, ketua BUMDes Bina Sejahtera, Kamis (27/06/2019).

Dikatakannya, kondisi tersebut berdampak terhadap perkembangan buah kopi di kebunnya.

"Buahnya sih mulai masak, tapi sedikit. Andai tak kena banyak hujan pasti banyak buahnya," tandasnya.

Namun tingginya intensitas hujan tersebut juga membawa manfaat tersendiri. Pasalnya pohon tanaman kopinya menjadi subur dan sekarang berbunga lumayan banyak.

Baca: Nobatkan Putri Pariwisata Kalsel di Kiram, Paman Birin Ingin Pariwisata Kalsel Mendunia

Baca: Berlangsung! Live Streaming Kompas TV Pengumuman Hasil Sidang Putusan MK, Cek TVOne & Youtube MK RI

Baca: Pesan Ashanty untuk Azriel di Momen Ulang Tahun Putra Anang Hermansyah dan Krisdayanti

Baca: Ornamen Burung Tingang Dibalut Ukiran Khas Dayak Bikin Kapuas Wakili Kalteng ke Tingkat Nasional

Ia mengakui sejak beberapa bulan lalu kekurangan bahan baku (biji kopi). Karena itu produksi bubuk kopi kemasannya stagnan.

Namun sekali waktu hingga kini juga masih tetap memproduksi meski hanya skala terbatas jika ada pesanan dan tak memerlukan bahan baku yang banyak.

Apalagi saat ini kebun kopinya juga baru mulai masak dan baru tahap pemetikan dan penjemuran. Sementara stok bahan baku yang dimiliki juga nyaris habis.

"Kalau yang pesan sih tetap ada saja, termasuk dari luar Banjar. Tapi, kami yang belum bisa memenuhi karena keterbatasan bahan baku," sebut Arianto.

Pengelola UPT Inkubasi Bisnis, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, pun juga memesan biji kopi. "Ini pun masih sedang kami upayakan," kata Arianto.

Pihak Inkubasi Bisnis Uniska memang menjalin kemitraan dengan BUMDes Bina Sejahtera dalam hal produksi kopi bubuk Aranio.

Lebih dari itu mereka juga melakukan pendampingan teknis terhadap budidaya tanaman kopi hingga penanganan pascapanen, termasuk mengajari cara mengolah kopi bubuk yang baik dan tepat guna menghasilkan produk yang berkualitas.

Usaha pengolahan biji kopi Aranio menjadi kopi bubuk yang dijalankan BUMDes Bina Sejahtera mendapat dukungan Pemkab Banjar.

KOPI - Arianto (kanan) bersama tamunya dari Banjarmasin mengecek kebun kopinya di Desa Tiwinganbaru, beberapa waktu lalu.
KOPI - Arianto (kanan) bersama tamunya dari Banjarmasin mengecek kebun kopinya di Desa Tiwinganbaru, beberapa waktu lalu. (banjarmasinpost.co.id/idda royani)

Bahkan beberapa waktu lalu Bupati Banjar H Khalilurrahman menegaskan pemerintahannya akan membantu kemudahan perizinan serta promosinya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved