Hacker Sangatta
SEORANG pemuda dari Balikpapan, doktor bidang nuklir lulusan sebuah universitas bergengsi
SEORANG pemuda dari Balikpapan, doktor bidang nuklir lulusan sebuah universitas bergengsi di Inggris dan alumnus ITB, mengaku pernah diundang oleh CIA, badan intelijen Amerika Serikat awal 2000 silam. Tanpa merasa sombong atau menjadi sok apalagi pamer, undangan itu dia dapat karena berhasil membobol situs milik NASA, Lembaga Antariksa Amerika Serikat.
Password jaringan komputer milik lembaga sangat bergengsi di dunia internasional itu berhasil dia masuki dan dibobol. Hanya saja, dia menyatakan tidak ingin merusak atau menggangu sistem komputer milik negara adikuasa itu, “Saya hanya ingin menunjukkan kepada mereka (NASA-red) bahwa sistem mereka lemah lho. Bisa dibobol, jadi harus hati-hati....” begitu katanya.
Oleh karena itulah, dia kemudian masuk dalam jajaran hacker beken internasional dan sangat ditakuti. Dia mengatakan bahwa hacker sejati tidak ingin merusak atau mengacau, melainkan untuk menunjukkan apakah sebuah sistem dalam komputer itu aman atau tidak. Kalau masih bisa dijebol oleh hacker, maka jelas sistem tidak aman dan sangat merugikan. Risikonya sudah jelas, apabila sistem tidak kuat maka pemilik jaringan apalagi pemakainya akan menderita kerugian luar biasa.
Saat ini juga sekumpulan anak pintar di bidang komputer rata-rata berusia 30 tahun, membangun sebuah perusahan PT Indoguna Cipta Kreasi (ICK) teknologi informatika (TI) khususnya memproduksi sistem antipenyadapan. Mereka adalah para programer, yang mengatur manajemen, dan marketing.
Mei mendatang membuka cabang di Singapura, Thailand, dan Vietnam, kata Presiden Direktur ICK Agung Setia Bakti saat ditemui di Defence Services Asia di Kuala Lumpur, Malaysia (14/4/2014). Dia mengaku bertemu beberapa rekannya, lalu sepakat membentuk perusahaan antipenyadapan yang bergerak di bidang pengamanan anti-forensik dan audit untuk menjamin pelanggan mereka. Produk digarap secara profesional, programer enskripsi data rahasia.
Dia menjelaskan bahwa saat ini baru hanya data SMS saja yang diproteksi dan dinamai SMS guard. Jadi di HP pelanggan dipasang program yang datanya tak bisa dibaca mereka yang menyadap. Selain dipasang di pelanggan, juga dipasang di rekanan yang menerima SMS itu.
Jadi isi SMS itu hanya bisa dibaca sesama mereka saja. Yang lain nggak bisa, kita jamin. Kita saja sendiri nggak bisa baca, kata dia. Akhir tahun ini, perusahaan Agung tak hanya memberikan program antisadap untuk SMS. Mereka siap meluncurkan alat antisadap untuk voice alias percakapan telepon. Program antisadap ini siap dipamerkan di Jakarta Indo Defence.
Bicara soal IT atau TI, kita langsung tertuju kepada MA (16), pelajar kelas XI sebuah SMK di Sangatta, Kutai Timur yang saat ini harus meringkuk di sel tahanan Polda Kaltim, karena diduga berhasil membobol rekening dua perusahaan di Surabaya dan Yogyakarta.
Untuk menangani kasus seperti ini aparat keamanan penegak hukum harus ekstra hati-hati. Kalau ditilik dari kemampuannya, jelas pelajar itu sudah mempunyai teknik yang mampu menjebol sebuah rekening via internet. Kemampuan ini termasuk langka, apalagi di wilayah Kutai Timur, pelajar SMK lagi. Dia hanyalah pelajar yang sedang mengembangkan jati dirinya. Dia memiliki kemampuan dan harus dikembangkan untuk tujuan yang lebih positif yang berguna dan bermanfaat lebih besar lagi. MA masih belia membutuhkan bimbingan sekaligus pembinaan agar kelak dengan ilmunya itu bisa menjadi enterpreneur muda bidang IT.
Hal itu hanya bisa dilakukan apabila kepadanya diberikan kesempatan. Selama menjalani masa hukuman --apabila divonis bersalah-- dia harus diberikan fasilitas lebih, agar terus mengasah kehebatannya di dunia komputer, yang kelak pasti akan berguna bagi dirinya sendiri maupun bangsa Indonesia. (*)