Tajuk

Menuju Indonesia Sehat

TIAP 12 November, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). tahun ini merupakan peringatan ke-61

Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Tajuk : Menuju Indonesia Sehat 

BANJARMASINPOST.CO.ID- TIAP 12 November, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Sejak pertama ditetapkan pada 12 November 1964, tahun ini merupakan peringatan ke-61.

Momentum penetapan HKN pada 1964 itu adalah keberhasilan Indonesia memberantas penyakit malaria. Di masa itu, malaria memang mewabah, namun sukses tertangani melalui program pemberantasan malaria massal sejak 1959.

Kini, malaria bukan lagi wabah menakutkan di perkotaan, meskipun kadang kala kasusnya masih bisa muncul. Keberhasilan pemerintah Indonesia memberantas wabah malaria di masa kemajuan negeri ini belum seperti sekarang, adalah salah satu momentum penanganan kesehatan masyarakat yang patut diacungi jempol.

Penanganan wabah Covid-19 di Indonesia beberapa tahun lalu juga momentum besar bagaimana negara mengambil peran utama dalam memitigasi bencana di bidang kesehatan.

Meskipun ada beberapa kali momentum penanganan wabah penyakit yang sukses, namun Indonesia masih belum bisa disebut sebagai negara yang benar-benar ‘sehat’.

Jika dilihat dari data kesehatan penduduk, ada perbaikan bidang kesehatan di beberapa aspek, namun beban penyakit dan kualitas layanan dasar masih harus ditingkatkan ke tahap jauh lebih baik atau paripurna.

Indonesia harus lebih giat  lagi berbenah. Misalnya dari segi usia harapan hidup. Saat ini sudah mencapai 73 tahun, meningkat dibanding dua dekade lalu. Tapi, jika dibandingkan dengan negara tetangga, angka harapan hidup Indonesia masih tertinggal seperti dari Malaysia 76 tahun, Thailand 78 tahun dan Singapura 83 tahun.

Kesenjangan ini cermin dari perbedaan layanan kesehatan dan mungkin gaya hidup masyarakatnya. Tak heran, banyak warga negara Indonesia yang memiliki uang, memilih berobat ke Penang, Malaysia atau Singapura.

Kualitas layanan kesehatan di kota besar dan wilayah yang jauh dari pusat keramaian juga masih jomplang. Di Pulau Jawa banyak terdapat rumah sakit dan dokter, sementara di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan sebagian Kalimantan, kekurangan tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

Data lain memaparkan fakta, dalam 15 tahun terakhir, jumlah penyakit tidak menular mendominasi, seperti hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung dan stroke.

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang menunda pemeriksaan kesehatan diduga jadi faktor utama peningkatan jenis penyakit ini.

Sementara stunting dan gizi buruk pun masih jadi sorotan global. Angka stunting Indonesia 21 persen nasional.

Merujuk persentase tersebut, berarti satu dari lima anak Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang.  Apakah penyakit menular sudah tidak ada? Walaupun sudah lebih tertangani, namun penyakit seperti TBC di Indonesia masih tinggi, bahkan nomor dua di dunia. Belum lagi demam berdarah dengue (DBD) bahkan HIV AIDS di sejumlah wilayah, masih sulit dikendalikan. Menunjukkan sistem kesehatan prepentif masih belum bisa dibilang solid.

Indonesia sedang berproses menuju negara lebih sehat. Walau belum mencapai posisi ideal dan tantangannya berat, namun upaya dan keberhasilan program juga harus diapresiasi agar tercapai sebagai negara yang benar-benar sehat. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Pahlawan Prisma

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved