Fikrah
Beda Manusia dengan Hewan
TIDAK ada yang membedakan antara manusia dan hewan itu, kecuali kebaikan, dalam bahasa agama disebut ihsan
Oleh: KH Husin Naparin Lc MA Ketua MUI Provinsi Kalsel
BANJARMASINPOST.CO.ID- TIDAK ada yang membedakan antara manusia dan hewan itu, kecuali kebaikan, dalam bahasa agama disebut ihsan. Demikian disampaikan pengarang Mesir yang bernama Musthafa Luthfi Al- Manfaluthi.
Menurutnya kebaikan yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan pihak lain menjadi pembeda. Bahkan Nabi SAW menandaskan, bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
Alkisah ada seorang filosof berjalan mengitari kota, memasuki desa dan lorong-lorong sempit, sambil membawa obor menyala di tangannya.
Padahal waktu siang bolong dan matahari bersinar terang benderang. Lalu ada yang bertanya: “ Wahai tuan filosof, apa yang sedang tuan cari di siang hari begini, membawa obor menyala sedang matahari bersinar terang?”. la menjawab: “Aku mencari manusia”.
Orang itu bertanya lagi: “Tuan filosof, orang-orang yang berkeliaran di setiap jengkal tanah dan rumah, di pasar dan di mana saja anda temui, apa bukan manusia ?”.
Sang filosof menjawab pula: “Tidak, mereka bukan manusia, mereka hanyalah hewan-hewan melata yang berbentuk manusia”.
“Alangkah kejamnya kau wahai filosof, memandang mereka sebagai hewan,” kata orang itu pula.
Filosof berkata lagi: “Memang mereka adalah hewan-hewan yang hanya makan, tidur dan melakukan hubungan kelamin, seandainya mereka itu merasa dirinya manusia, ia berusaha agar dirinya membawa manfaat bagi orang lain.
Namun kenyataan, mereka hidup hanyalah membikin jalan-jalan menjadi macet, menyebabkan kekayaan di atas perut bumi menjadi terkuras, membuat lahan tempat tinggal menjadi sumpek, mengakibatkan udara nan bersih menjadi kotor, dan keamanan membikin repot serta memusingkan aparat dan petugas”.
Orang yang bertanya tadi terdiam, bungkam dan ia pun bertanya di dalam hatinya: “Apakah aku ini manusia? Bersediakah kita juga bertanya ke dalam lubuk jiwa yang paling dalam? Apakah aku manusia?”.
Barangkali kita akan menjawab: “ Ya aku manusia, karena aku mempunyai akal pikiran, mempunyai tutur kata, budaya dan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan”. Baiklah, kalau itu jawabannya.
Kita akan bertanya lagi: “Apakah tindak tanduk, sepak terjang dan kelakuan kita manusiawi?” Terhadap pertanyaan ini kita akan malu sendiri. Apakah yang membedakan antara manusia dengan hewan.
Dalam hal ini, Al-Manfaluthi dalam kitabnya An-Nazharaat mengungkapkan bahwa manusia itu terbagi dari kepada beberapa tipe.
Pertama, orang yang berbuat baik kepada dirinya sedini, namun ia sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/kh-husin-nafarin-lc-ketua-mui-kalsel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.