PSK Sarkem Berharap Penghuni Dolly Tak ke Jogja

Pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni kompleks pelacuran Pasar Kembang (Sarkem) berharap

Editor: Eka Dinayanti
KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO
Papan nama Jalan Pasar Kembang di ujung Jalan Malioboro, Yogyakarta. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, YOGYAKARTA  - Pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni kompleks pelacuran Pasar Kembang (Sarkem) berharap tidak ada eksodus dari lokalisasi prostitusi Dolly, Surabaya ke Yogyakarta. Soal "persaingan usaha" menjadi pertimbangan dari munculnya harapan itu.

"Kabarnya iya Dolly ditutup. yo mugo-mogo ojo, yen dene kabeh iso kebak. Ora mergo wedi kalah ayu lo," ujar seorang PSK yang mengaku bernama Susy sambil tertawa saat ditemui di seputar wilayah Sarkem, Rabu (18/6/2014) malam.

Susy menuturkan, jika Pemerintah Kota Surabaya telah menjamin kehidupan para PSK dan dirasa cukup, maka tidak perlu lagi mereka masuk ke dunia prostitusi. "Kalau hidupnya sudah dijamin, diberi uang modal besar lakwis penak. Tapi ya itu pribadi masing-masing," ucapnya.

Menurut Susy, lokalisasi prostitusi Sarkem berbeda dengan Dolly. Sarkem skalanya kecil tidak sebesar Dolly. Selain itu, lokasinya juga tidak terbuka sampai di jalan-jalan. Suasana di Sarkem pun tidak segemerlap di Dolly, karena memang lokasi Sarkem berada di dalam gang-gang. "Sarkem itu lebih tertutup. Hanya orang-orang yang minat saja," tandasnya.

Kalau soal kesehatan, setiap PSK di Sarkem menjalani cek rutin. Sampai saat ini belum ada pindahan PSK dari Dolly. Kalau ada yang baru satu dua itu hal yang biasa.

Di Jogja, Sarkem sudah seperti menjadi bagian dari wisata. Selain wisatawan lokal banyak pula wisatawan asing yang menjajal "wisata" ini. Terlebih saat musim liburan tiba, Sarkem yang berlokasi di utara jalan Malioboro ini biasanya akan dipenuhi pengunjung. 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved