Jenderal & Kancil

KENAIKAN harga Bahan Bakar Minyak (BBM) disikapi macam-macam. Ada yang panik, ada pula yang santai.

Editor: Dheny Irwan Saputra
zoom-inlihat foto Jenderal & Kancil
dokbpost
H Pramono BS

Angka yang disodorkan Faisal Basri, seperti dikutip Kompas, cukup mencengangkan. Dari kebutuhan 1,6 juta barel per hari, sebanyak 700.000 barel dikuasai mafia. Kalau mengabil untung 2 dolar AS saja berarti keuntungannya 1,4 juta dolar AS per hari. Dana sebesar itu bisa untuk membeli kekuasaan mulai dari pemilihan pejabat paling bawah sampai pencapresan.

Jokowi pun memiliki proyek-proyek yang menurutnya bukan pencitraan saja, tapi riil. Misalnya Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, tol laut, pembangunan waduk dan irigasi, pencetakan sawah baru untuk menuju swasembada pangan, peningkatan energi listrik, dan pemanfaatan gas yang berlimpah.

Itu semua memerlukan biaya. Padahal hampir satu triliun uang dibakar di jalan-jalan setiap hari. Berapa ribu kilometer jalan, sekolah, puskesmas, bendungan, pelabuhan dan kapal-kapal bisa dibangun?

Jokowi sudah menunjukkan keberaniannya dengan mengumumkan kenaikan harga BBM. Ini hal yang tidak pernah dilakukan presiden sebelumnya. Yudhoyono pernah mengumumkan tetapi saat menurunkan harga BBM menjelang pemilu presiden.

Jokowi bukan seorang jenderal tempur, dia hanya seekor kancil yang dengan kecerdikannya bisa menguasai hutan belantara yang banyak dihuni binatang buas. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Akhir Bahagia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved