Pesawat AirAsia Ditemukan

Surat Tony Fernandes kepada Penumpang AirAsia

Saat dinyatakan hilang pada Minggu (28/12/2015) lalu, ia langsung terbang ke Surabaya. Ia juga selalu meng-update perkembangan informasi melalui akun

Editor: Yamani Ramlan
Kompas.com/SABRINA ASRIL
CEO AirAsia Tony Fernandes 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tony Fenandes sebagai CEO sekaligus pemilik maskapai penerbangan AirAsia, rupanya benar-benar all out dalam meng-handle tragedi AirAsia QZ8501.

Saat dinyatakan hilang pada Minggu (28/12/2015) lalu, ia langsung terbang ke Surabaya. Ia juga selalu meng-update perkembangan informasi melalui akun twitternya.

Kali ini, ia juga langsung menyentuh para pelanggan AirAsia melalui surat pribadinya kepada para penumpang maskapai Malaysia tersebut.

Berikut tulisan Iskandar dalam Kompasiana, mengenai surat Tony Fernandes.

Pagi ini saya dapat surat dari pemilik AirAsia. Tentu saja saya bukan satu-satu orang yang menerima surat, lantaran surat tersebut ditujukan untuk semua pelanggan AirAsia atau mereka yang pernah membeli tiket AirAsia.

Disebarkan ke seluruh pengguna AirAsia di seluruh dunia, dengan beragam standar bahasa yang berbeda--Melayu, English, Mandarin, Indonesia, dan mungkin masih banyak lagi.

Tony tidak menulis surat itu atas nama perusahaannya atau maskapai yang didirikannya. Dia menuliskannya atas nama pribadi. Atas nama seorang pengusaha kelahiran Malaysia yang menjalankan bisnis dengan segala getir pahit dan manis yang dirasakan.

Dia memulainya dengan mengatakan, "Beberapa pekan terakhir adalah masa-masa paling sulit dalam hidup saya sejak mendirikan AirAsia 13 tahun yang lalu."

Ini adalah surat personal yang ditujukan untuk setiap individu yang terkait dengan bisnisnya, khususnya bisnis penerbangan sipil bermerek AirAsia yang sudah terbang selama belasan tahun.

Dan ketika terjadi sebuah musibah yang menimpa penerbangan QZ8501, Tony langsung menganggap cobaan berat ini sebagai urusan pribadinya. Bukan sekedar perkara bisnis yang diselesaikan secara bisnis sebagaimana lazimnya atau (meminjam mulut orang bisnis) sebagaimana mestinya.

Dan karena surat ini sangat bersifat pribadi, Tony meminta agar para pelanggannya dapat membacanya dan menerima pesan yang ingin dia sampaikan lewat bahasa ibu setiap penerima surat. Maka diterjemahkanlah surat itu ke beberapa bahasa.

Dari segi bahasa, surat Tony memang ditujukan untuk orang Indonesia dengan bahasa Indonesia. Bukan sekadar diterjemahkan dari bahasa aslinya (saya menebak Tony menulisnya dalam bahasa Inggris). Sehingga saya sebagai penerima membacanya sebagai surat yang benar-benar ditujukan untuk saya seorang.

Dalam suratnya, Tony meneguhkan komitmennya untuk mengevaluasi dan menyempurnakan produknya. Kalimat ini, dari tinjauan PR, merupakan respon tepat atas reaksi pemerintah Indonesia yang menyoroti soal penerapan harga murah beberapa penerbangan dan bergegas menerapkan aturan baru terkait penerbangan murah.

Meskipun pemerintah tidak menyebutkan Air Asia dalam pertimbangan kebijakannya, tapi masyarakat dapat asal-muasalnya. Maka alih-alih memperdebatkan hal tersebut, Tony memilih untuk bergerak maju dengan terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan atas layanan yang selama ini diberikan kepada pelanggan.

Sungguh sebuah respons yang pas dan tidak berlebihan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved