Bocah Perokok Indonesia Mendunia
SEORANG bocah asal Indonesia berusia tujuh tahun menjadi objek berita di Mirror, Selasa (14/4/2015). Di dilaporkan telah menjadi perokok aktif.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang bocah asal Indonesia berusia tujuh tahun menjadi objek berita di Mirror, Selasa (14/4/2015). Di dilaporkan telah menjadi perokok aktif. Sehari bisa menghabiskan 16 batang rokok.
Sebut saja namanya Boy. Bocah asal Desa Cicapar, Jawa Barat, itu mengaku sudah mulai merokok sejak usia tiga tahun.
Dia mengaku tak suka bermain seperti anak-anak seusianya. Dia lebih memilih mengisap rokok bersama tiga temannya. Sebut saja Putra (11), Cecep (7) dan AA (8).
Mereka rata-rata mengisap 16 batang rokok sehari. Dan orangtuanya mengatakan mereka tidak berdaya untuk menghentikannya.
Menurut orangtua Boy, anak mereka membeli rokok kretek menggunakan uang sakunya, atau kalau tak punya uang dia biasa mencuri uang receh dari dompet ibunya.
Dilaporkan Mirror, kedua orangtuanya memang perokok dan Boy terus dibombardir oleh kelimpahan iklan dari perusahaan rokok di wilayah tersebut.
Tetapi meskipun orangtuanya dan guru meminta dia berhenti, Boy dilaporkan tidak dapat menghentikan kebiasaannya itu. Dia lebih memilih pergi ke sawah terdekat untuk melakukan kebiasaannya merokok..
"Dia telah merokok sejak usia tiga tahun. Saat itu ia bisa merokok tiga bungkus sehari. Jika dia tidak diberi uang rokok, dia akan marah atau mencuri rokok,” ujar ayah Boy, Iyan (36).
Sekarang kebiasaan Boy merokok sudah dikurangi, hanya 16 batang per hari. Tetapi dia menolak untuk berhenti sama sekali.
Meskipun foto peringatan bahaya merokok sudah dipasang di tiap bungkus rokok, dilaporkan Mirror, anak-anak muda di Indonesia percaya kalau gambar itu palsu.
Tapi bibir Boy saay ini sudah mulai berubah menjadi hitam akibat jumlah tar yang ia isap setiap hari.
Ibu Boy, Tati (32), mengaku sudah putus asa meminta anak laki-lakinya untuk berhenti merokok, sebelum ia menyebabkan kerusakan jangka panjang untuk kesehatannya.
"Jika Boy tidak merokok dia akan menangis Sekarang dia merokok diam-diam, tidak terang-terangan. Dia biasa merokok di ladang dekat rumah.," tuturnya
Fenomena Boy dan teman-temannya yang kecanduan rokok menjadi tren yang berkembang di negara Asia tenggara.
Presiden Kampanye Anak Bebas Rokok, Matt Myers, mengatakan Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar kunci industri tembakau.
