Uang Warisan Rp 1,2 Milyar Biaya Kuliah Dihabiskan untuk Foya-foya
Pasalnya, kakek dan nenek Kim mewarisi uang sebanyak Rp 1,2 milyar untuk dana pendidikan kuliah.
BANJARMASINPOST.CO.ID – Jika memiliki dana sebesar 90.000 dollar AS atau setara dengan Rp 1,2 milyar , apa yang akan Anda lakukan? Berlibur sepanjang tahun, belanja, investasi, atau memanfaatkannya untuk aktivitas sosial?
Seorang mahasiswi yang mengaku bernama Kim, sebenarnya termasuk salah satu wanita muda yang beruntung. Pasalnya, kakek dan nenek Kim mewarisi uang sebanyak Rp 1,2 milyar untuk dana pendidikan kuliah.
Alih-alih memanfaatkan uang warisan tersebut secara bijak, kim berfoya-foya dengan liburan ke Eropa dan melampiaskan hobi belanja selama tiga tahun penuh. Alhasil, uang tersebut pun habis tanpa sepeser pun tersisa untuk dibayarkan pada perguruan tinggi pilihannya.
Kim mengisahkan pengalaman naasnya itu pada sebuah radio di Atlanta, Amerika Serikat. Namun, tampaknya wanita ini tidak mengenal istilah intropeksi diri. Sebab, dia menyalahkan orangtuanya yang tidak pernah mengajarkannya membuat anggaran keuangan dan berhemat, sehingga uang milyaran rupiah tersebut habis dalam kurun waktu tigah tahun saja.
“Orangtuaku harusnya mengajarkan aku cara membuat anggaran dan hidup hemat,” terang Kim.
“Mereka tidak pernah mengajak aku bicara serius mengenai bagaimana mengatur uang,” imbuhnya.
Kim menelpon radio tersebut setelah mendapatkan tagihan uang kuliah tahun pertama sebesar 10.000 dollar AS atau kira-kira Rp 135 juta. Namun, uang warisan yang ditinggalkan kakek neneknya untuk biaya kuliah sudah habis tidak bersisa. “Tagihan uang kuliah sudah ada di tanganku dan aku tidak memiliki uang. Aku menghindari kewajiban ini semampuku,” pungkasnya.
Kondisi terlilit utang yang sedang dialami oleh Kim, menurutnya sama sekali tidak digubris oleh kedua orangtuanya. Lagi-lagi, Kim mengatakan kesal dan menyalahkan mereka karena tidak menolongnya dan membayarkan uang kuliahnya tersebut.
“Mereka bilang, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka berbohong mengatakan tidak punya uang, padahal ayahku telah bekerja bertahun-tahun dan memiliki dana pensiun,” ujarnya.
Saat pembawa acara radio terkait menanyakan mengapa Kim tidak mencari pekerjaan paruh waktu layaknya mahasiswa di Amerika Serikat pada umumnya? “Itu sangat memalukan,” jawab Kim.
Selanjutnya, Kim mengatakan bahwa orangtuanya menyarankan untuk mencari pinjaman edukasi dari Bank. “Orangtuaku merekomendasikan pinjaman dari Bank. Bagaimana cara melakukannya? Aku pergi ke bank dan mengatakan aku berniat berutang?,” gerutunya.
Wawancara dengan wanita bernama Kim tak disangka menjadi populer dan banyak dibicarakan oleh media-media setempat. Oleh karena itu, pihak radio mengundang Kim kembali untuk melakukan wawancara. Ternyata, saat itu, ada perkembangan terbaru dari kondisi buruknya tersebut.
Kim mengatakan bahwa orangtuanya bersedia membantu membayarkan uang kuliah, tapi dengan syarat dia harus mendapatkan pekerjaan terlebih dulu. “Aku paham, mereka ingin mengajarkan aku nilai-nilai kehidupan dan pembentukan karakter, bla bla bla… Namu, aku berhadap mereka segera tersadar bahwa bekerja bisa membuat nilaiku tidak maksimal,” terangnya.
Menurut pembawa acara radio yang bertugas kala itu, Bert Weiss, Jeff Dauler, dan Kristin Klingshirn, kisah Kim ini mengundang sejumlah reaksi dari para pendengar. Mereka mengatakan, para generasi milenium benar-benar naik pitam mendengar ucapan Kim yang menuturkan bahwa dia malu untuk bekerja paruh waktu.
“Saya terkejut dengan respon pendengar. Anda tidak akan pernah tahu apa yang memicu kekesalan pendengar,” ujar Wess.
“Banyak pendengar yang tidak percaya bahwa Kim mengatakan hidupnya berat. Sebagian besar pendengar memakinya dengan julukan wanita bodoh yang egois,” imbuhnya.
Namun, opini Wess sendiri sebagai orangtua dari dua orang anak, memiliki anak seperti Kim adalah “mimpi buruk” semua orangtua di dunia.
