Enjoy Banjarmasin
Jengkol Khas Banjar di Kedai Jaring Hj Fatimah ini Sangat Digemari, Ternyata ini Rahasianya
Saking larisnya, banyak juga warga yang menyebut nama kedai ini bukan dengan nama resminya, tetapi dengan nama lainnya, yaitu Jaring Dahlia karena
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Mustain Khaitami

Saking larisnya, banyak juga warga yang menyebut nama kedai ini bukan dengan nama resminya, tetapi dengan nama lainnya, yaitu Jaring Dahlia karena alamatnya di Jalan Dahlia 2.
Usaha ini dimulai oleh ibunya pada 1979 silam.
"Saya masih kelas 3 SMP waktu itu, ibu saya membuka usaha ini. Alhamdulillah bertahan hingga sekarang karena kami mengutamakan kebersihan dan cita rasanya yang berbeda dari jaring atau jengkol-jengkol khas Banjar lainnya," terangnya.
Jengkolnya dipasoknya dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan.
Sementara kelapa sebagai bahan membuat sambal tahi lalanya dipasoknya dari Sampit, Tamban dan Pangkalanbun di Kalimantan Tengah.
"Jengkol ini musiman buahnya. Jadi, saya memasoknya dari banyak daerah agar setoknya ada terus. Asal ada saja dan jengkolnya tua," paparnya.
Jengkol khas Banjar ini menurutnya sangat berbeda dengan jengkol-jengkol dari daerah lain.
Jika di daerah lain jengkolnya dibuat masakan seperti semur jengkol, maka di Kalimantan Selatan disantap dengan sambal tahi lala tersebut sebagai cocolannya.
"Cara menyantapnya saja yang berbeda. Kalau jengkolnya orang Banjar kan pakai tahi lala," sebutnya.
Tiap hari, dia dan keluarganya membuat jengkol khas Banjar ini.
Dalam 10 hari, dia bisa memproduksi satu ton jengkol.
Di dapurnya, banyak terdapat drum berisi jengkol yang direndam di air bersih.
Dalam sehari, dia bisa mengganti air rendamannya hingga beberapa kali.
"Jengkol harus direndam terus agar tak berbau. Jangan sampai kering. Boleh kering tetapi sebentar saja," ungkapnya.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											