Ini Dongeng Gerhana Matahari yang Dipercaya Suku Dayak Wehea Turun Temurun
Dongeng tentang matahari dan bulan diturunkan dari generasi ke generasi di antara keluarga di Suku Dayak Wehea, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Dea Pey sengit. Lantang ia bersuara. “Kami sudah lelah. Semua orang sudah mulai lapar. Ikan di atas kayu di samping pondok. Potonglah itu sebagai lauk bagi sayur kita hari ini. Cari apa lagi kamu, ikan itu sudah cukup besar, ” kata Dea Pey.
Weluen mengartikan, anak kita sudah cukup besar, potonglah dia untuk makan siang. Weluen kini yakin. Ia melakukan seperti "perintah" Dea Pey. Usai memasak, tulang belulang putri mereka diletakkan rapi di pinggir dapur.
Makanan tersedia. Hidangan bagi para Emta, yang juga adalah nabi, jadi terasa istimewa.
Pondok mereka kecil. Para Emta pun antre untuk makan. Separuh dari mereka makan lebih dulu, sisanya menanti di luar pondok.
Dea Pey termasuk yang makan lebih dulu lantas memuji Weluen atas masakan itu.
“Saya menemukan daging dalam sayurmu. Dari mana itu,” katanya.
“Kamu yang meminta saya memasak daging untuk sajian hari ini,” kata Weluen sedih.
Dea Pey bingung lantas menjadi curiga. “Dimana anak kita,” tanya Dea.
“Kamu memerintahkan saya memotong anak kita untuk jadi lauk. Lihatlah tulang-tulangnya tersimpan rapi di pinggir dapur,” kata Weluen.
Dea Pey terperanjat atas pengakuan itu. Ia lemas ketika menemukan sisa tulang di pinggir dapur seperti kata Weluen. Keduanya kemudian saling menyalahkan.
Pertengkaran mereka sampai ke telinga para Emta baik yang sedang makan maupun yang masih menunggu giliran.
“Kamu menyajikan anak kalian sendiri?” tanya para Emta. Seketika, para Emta menghambur pergi.
Para Emta yang sempat makan daging itu kemudian menjadi nabi-nabi yang jahat, penyebar ilmu hitam, rakus, dan menjadi penenung. Emta yang tak makan daging menjadi nabi pencerah dan penyembuh.
Dea Pey murka. Ia mengambil panci isi sayur itu dan menumpahkannya ke wajah dan badan Weluen sehingga membuat tubuh istrinya itu mengelupas.
Dea Pey menyesali semua yang terjadi, termasuk kesalahpahaman di antara mereka. Ia pun berusaha menenangkan diri. Ia terbang ke langit untuk menenangkan diri.