TB Brahma 12 Dibajak

Tak Mudah Bebaskan 10 WNI dari Abu Sayyaf, Ini Penyebabnya

"Saya khawatir kalau TNI diterjunkan ke sana, bisa-bisa operasi pembebasannya akan memakan waktu lama. Sehingga mempermalukan kita," ujarnya.

Editor: Mustain Khaitami
BUKIT AMAN SPECIAL BRANCH COUNTER TERRORISM
DIVISION Dari kiri pejuang Abu Sayyaf, Mahmud Ahmad, Muhammad Joraimee Awang Raimee dan Muamar Gadafi, berfoto dengan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Membebaskan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf Filipina tidaklah mudah.

Pasalnya, gerilyawan Abu Sayyaf adalah kelompok terlatih, yang jumlahnya cukup banyak dengan peralatan yang jauh lebih lengkap.

Karena itu anggota komisi I DPR RI, Martin Hutabarat menilai menyarankan agar pemerintah hati-hati menyikapi permintaan agar Indonesia mengirim pasukan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf sewaktu berlayar mengangkut batubara dari Banjarmasin ke Filipina.

"Membebaskan 10 WNI dari sekapan gerilyawan Abu Sayyaf tidaklah mudah. Sebab gerilyawan Abu Sayyaf adalah kelompok terlatih, jumlahnya cukup banyak dengan peralatan yang lebih lengkap," politikus Gerindra ini mengingatkan, kala dihubungi Tribunnews.com, Rabu (30/3/2016).

Apalagi tempat penyekapan oleh gerilyawan Abu Sayyaf, bukan daerah yang cukup dikenal oleh TNI.

Sebab terletak di wilayah daratan Filipina, dimana pasukan Filipina sendiri kewahalan menumpasnya sampai sekarang Rabu (30/3/2016).

"Saya khawatir kalau TNI diterjunkan ke sana, bisa-bisa operasi pembebasannya akan memakan waktu lama. Sehingga mempermalukan kita," ujarnya.

Sebab gerombolan Santoso saja, kata dia, yang anak buahnya tidak lebih 40 orang di daerah pegunungan Poso yang menjadi wilayah Indonesia, sampai sekarang sudah bertahun-tahun belum juga dapat menangkapnya.

"Padahal sudah begitu banyak anggota POLRI dan TNI ditugaskan untuk mengejarnya," katanya.

Oleh karena itu TNI harus hati-hati menyikapinya. Jangan terbawa emosi. Harus diperhitungkan betul kekuatan dan kemampuannya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved