TOPIK
TB Brahma 12 Dibajak
-
Dia juga memastikan tidak akan ada agresi militer untuk melakukan penyelamatan terhadap para sandera.
-
"Yang penting negara tidak bayar tebusan, kalau iya (menebus. Red) artinya kita berhasil ditekan. Tapi kalau perusahaan itu terserah dia," ujar Ryamiz
-
Bahkan, Retno mengatakan posisi 10 ABK WNI tersebut tidak berada di Basilan ketika pasukan Filipina menyerang kawasan tersebut.
-
Isnilon merupakan sosok teroris yang paling dicari dan memiliki hubungan dengan kelompok ISIS.
-
Selain 10 WNI, menurut Mindanao Examiner, Abu Sayyaf masih menahan sejumlah sandera asal Belanda, Kanada, Norwegia, dan Malaysia.
-
Tiga sandera yang menjadi targetnya adalah dua orang asal Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall, serta seorang asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad.
-
“Tentara yang ada di Tarakan masih tetap siaga (di Tarakan). Kami siap saja ditugaskan,” ungkapnya yang saat itu menggunakan topi loreng hijau.
-
Hari Jumat (8/4/2016) ini adalah batas waktu bagi pemerintah Indonesia, membayar tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar ke kelompok
-
Meski masih terlihat sedih . Halimatus Syahdiah masih berharap sang suami yang telah disandera selama 9 hari ini bisa dibebaskan oleh para milisi.
-
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan kapal tongkang Anand 12 yang dibajak oleh kelompok militan Abu Sayyaf telah ditemukan di perairan Lahad
-
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, Pemerintah Indonesia masih berupaya membebaskan para sandera yang ditahan
-
Retno tak ingin pernyataan terbukanya mengubah sikap penyandera dan pada akhirnya merugikan Indonesia.
-
Pangkostrad memiliki rasa percaya diri (pede) yang tinggi, akan mampu menuntaskan gerakan perompak tersebut.
-
Halimatus Sa'diah (28) yang merupakan istri Suriansyah kaget menerima rombongan gubernur.
-
Keberadaan Abu Sayyaf, yang diduga menyandera 10 WNI, tak lepas dari sejarah Moro National Liberation Front (MNLF).
-
Bagi kebanyakan orang bendera tengkorak yang dipasang di sebuah kapal laut identik dengan perompak atau bajak laut.
-
Keputusan pemerintah Indonesia tidak mau membayar uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,2 miliar, yang dituntut penculik 10 awak
-
Memasuki hari keenam penyanderaan 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso
-
Sumber intelijen militer, yang enggan disebutkan namanya karena tidak berwenang menyampaikan keterangan kepada wartawan, mengutip informasi penduduk
-
para penyandera 10 WNI adalah kelompok Abu Sayyaf dari faksi pemimpin senior Alhabsy Misaya dan Uddon Hassim.
-
Keluarga juga meminta pemerintah jangan terlalu lama untuk menyelamatkan sandera tersebut.
-
Santi Puspita Sari (22) mengungkapkan kegelisahannya menunggu kabar baik dari Bayu Oktavianto karena disandera Abu Sayyaf
-
Disebutkan sebanyak lima belas anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf membawa 10 WNI memakai speedboat menuju kota pesisir Kalingalan Caluang Sulu
-
Selain menjadi tulang punggu keluarga, Surianto (31), anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf
-
Markas Besar Polri memantau alat komunikasi milik keluarga sepuluh anak buah kapal warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf
-
Setiap ada berita tentang pembajakan Tugboat Brahma 12 dan Tongkang Anand 12 di televisi, Halimatus Sa’diah (28) memperhatikannya.
-
Salah satu keluarga korban penyanderaan yakni Suriyansah mempunyai istri yang berdomisili di Banjarmasin, di Rt 22 Rw 02 Kelurahan Kelayan Selatan
-
"Saya khawatir kalau TNI diterjunkan ke sana, bisa-bisa operasi pembebasannya akan memakan waktu lama. Sehingga mempermalukan kita," ujarnya.
-
Usai itu, pada Minggu (27/3) tiba-tiba ia mendapatkan kabar jika suaminya jadi salah satu koeban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
-
Satu dari sepuluh pelaut Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf diketahui adalah warga Banjarmasin.