Hari Kartini

Kisah Perjuangan Seorang Polwan, Hidup di Rumah Reyot yang Pernah Roboh

Semangat hidup dan pantang menyerah membuat kehidupan seorang polisi wanita (Polwan) bernama Putri Tanti Rahayu (20), patut dijadikan teladan.

Editor: Ernawati
Tribun Jogja/Agung Ismiyanto
Bripda Putri Tanti Rahayu (20) di rumahnya yang berdinding gedek (anyaman bambu) dan masih berlantai tanah di Dusun Dilem RT 12 RW 3, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. 

Saat ini, dia bisa membantu untuk kehidupan dan sekolah tiga adiknya, serta bisa membiayai kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) jurusan Hukum.

Tobi’i, ayah Putri mengaku bangga dengan apa yang diraih putrinya ini. Dia juga berharap agar Putri bisa menjalani profesinya dengan jujur, tanggung jawab dan disiplin.

Bahkan, dia juga tidak menyangka anak buruh batu bata dengan upah Rp 35 hingga 40 ribu per hari itu bisa menjadi aparat.

“Saya hanya doa dan puasa agar anak saya bisa berhasil. Menjunjung derajat orangtuanya dan bisa bekerja dengan tekun,” ujarnya.
Kapolres Magelang, AKBP Zain Dwi Nugroho, menjelaskan, Bripda Putri merupakan salah satu anggota yang mempunyai komitmen dan integritas yang tinggi sehingga bisa dicontoh bagi anggota lain dan masyarakat umum.

Hal ini juga membuktikan bahwa penerimaan anggota polisi juga bersih, transparan dan akuntabel.

“Ini juga merupakan teladan dan inspirasi bagi banyak orang. Menjadi polisi itu bukan karena biaya dan uang banyak. Tapi, semangat dan kapasitas orang itu juga bagus,” katanya.

Kepolisian tengah mencarikan cara supaya Putri bisa tinggal di rumah yang layak huni dan di atas tanahnya sendiri.

Hal ini karena tanah tempat tinggal anggotanya itu, bukan milik sendiri.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved