Energi
Penguatan Komoditas Energi Makin Terbuka di 2017
Dengan kenaikan tersebut, komoditas energi bakal mencatatkan pertumbuhan harga positif sepanjang tahun ini
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Harga komoditas energi kembali bertenaga pada tahun ini. Anda yang rajin membaca KONTAN tentu tahu, harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara dan gas alam naik cukup tinggi tahun ini.
Dengan kenaikan tersebut, komoditas energi bakal mencatatkan pertumbuhan harga positif sepanjang tahun ini. Bagaimana di tahun depan? Meski banyak tantangan, para analis menilai harga komoditas energi masih bisa naik, setidaknya hingga kuartal I tahun depan.
Biar lebih jelas, yuk, simak ulasan para analis untuk tiap komoditas energi.
- Minyak
Per pukul 17.24 WIB, Selasa (27/12), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,34% ke US$ 53,20 per barel. Kalau dihitung sejak awal tahun, harganya sudah terbang 19,30%.
Research and Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, laju kenaikan minyak semakin signifikan setelah pertemuan OPEC November lalu sukses menyepakati pemangkasan produksi, yang akan dimulai tahun 2017.
OPEC juga menghitung konsumsi minyak global tahun depan naik jadi 95,3 juta barel dan 98,3 juta barel di 2018. Sebab, permintaan minyak di Negeri Matahari Terbit tahun depan diprediksi naik jadi 1,3 juta barel per hari, dari sebelumnya yang hanya 1,1 juta barel per hari.
Selain itu, ada laporan produksi minyak mentah China sepanjang Januari-November 2016 turun 6,9% jadi 4 juta barel per hari dibanding periode yang sama di 2015. "Maka ketika suku bunga The Fed naik, harga minyak tetap tinggi," jelas Deddy.
Deddy optimistis harga minyak tahun depan masih bisa merangkak naik lagi. "Arab Saudi akan memangkas produksinya sebanyak 486.000 barel per hari," ujar Deddy. Tapi, ada indikasi produksi minyak Amerika Serikat (AS) naik.
Sepanjang Mei-November 2016 saja, Baker Hughes Inc mencatat kilang pengeboran minyak aktif di AS sudah bertambah 158 rig. Produksi minyak Kanada juga diprediksi akan bauj dari 10.000 barel menjadi 31.000 barel tahun depan. Alhasil, harga minyak di kuartal I-2017 diprediksi bergerak di kisaran US$ 45,30-US$ 58,30 per barel.
- Batu bara
Harga batu bara naik tajam tahun ini. Bila dihitung sejak awal tahun, harganya sudah naik 97,02%. Jumat (23/12) lalu, harga batubara kontrak pengiriman Januari 2017 di ICE Futures Exchange terkoreksi 0,50% ke US$ 89,55 per metrik ton.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menuturkan, pemangkasan produksi yang dilakukan China jadi faktor utama yang mengerek harga batu bara ke level tertingginya. Maklum, penurunan produksi batu bara di Negeri Panda tersebut jadi tak terelakkan.
International Energy Agency (IEA) juga memprediksi produksi batu bara Amerika Serikat tahun ini turun jadi 758,4 juta ton. Ini merupakan level terendahnya sejak 1978 silam. Kedua sentimen tersebut akhirnya mendongkrak harga batu bara ke level tertinggi sejak April 2013, jadi US$ 104,60 per metrik ton.
Tapi, secara fundamental, batu bara juga masih menghadapi sentimen negatif. Di antaranya, upaya negara maju mengurangi penggunaan batu bara. "Ini pula yang menyebabkan kenaikan harga batubara cenderung terbatas dan gagal menembus US$ 100 per metrik ton," ungkap Wahyu.
