Punya Masalah Kolesterol, Diabetes atau Sedang Mengalami Tekanan Emosi? Makanlah Buah Naga
Buah ini dinamakan buah naga karena sulur-sulur pada kulit buahnya yang mengingatkan pada lidah naga.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Buah ini dinamakan buah naga karena sulur-sulur pada kulit buahnya yang mengingatkan pada lidah naga.
Warna kulitnya pink dengan warna hijau di bagian kepala buah dan ujung-ujung sulurnya.
Uniknya, buah naga ini berasal dari tanaman kaktus yang terkenal tumbuhnya di daerah padang gurun gersang.
Banyak orang mengira buah naga ini berasal dari Cina. Karena buah yang dianggap membawa berkah ini hampir selalu hadir di setiap upacara pemujaan mereka.
Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus.
Asal buah ini dari Amerika Latin yang kemudian menyebar ke Israel, Australia, Cina, dan negara Asia Timur lainnya, Srilanka, dan akhirnya Asia Tenggara.
Di Amerika Latin, buah naga dikenal dengan nama phitahaya, orang Inggris menyebutnya pitaya, di Vietnam dikenal sebagai thanh long, sementara orang Cina menyebutnya hu long gu atau long zhu gu.
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih.
Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah.
Selenicereus megalanthus, dengan kulit buah kuning dan daging buah putih.
Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.
Batang pohon buah naga berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri".
Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm.
Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning.
Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus.
