Travel
Dihari Libur, Saatnya Menikmati "Surga" di Selat Pantar, Alor
Selat itu, Selat Pantar, bahkan dijadikan taman laut sebagai lokomotif pariwisata di Kabupaten Alor.
Mulut kumbang
Di antara Pulau Alor, tepatnya di Desa Alor kecil dan Pulau Kepa, terdapat Selat Kumbang yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai Mulut Kumbang.
Di selat tersebut, utamanya pada Mei dan September, sering terlihat kawanan ikan lumba-lumba melintas dan burung-burung pemakan ikan juga terbang rendah.
Kehadiran ikan lumba-lumba dan burung-burung pemakan ikan tersebut dipicu perubahan suhu air laut menjadi dingin pada siang dan malam hari yang ternyata disukai lumba-lumba.
Fenomena itu pun kerap menarik perhatian turis asing untuk menunggu di titik itu demi berswafoto dengan latar belakang lumba-lumba yang tengah menari ria.
Ketika Kompas tiba di selat itu, tampak satu kapal khusus yang ditumpangi sekitar 20 turis asing berlabuh di selat itu. Beberapa turis bahkan langsung terjun ke laut untuk menyelam dan snorkeling.
Setelah menyaksikan lumba-lumba di Mulut Kumbang, para turis biasanya melepas lelah di Pulau Kepa.
Di pulau tersebut, terdapat penginapan La P’tite Kepa dengan empat vila milik pasangan asal Perancis. Meski bukan penginapan mewah, tiap hari selalu ada turis asing yang menginap di sana.
Perjalanan menuju Pulau Kepa biasa dilakukan dengan dua tahap, yakni dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, dengan kendaraan roda dua atau roda empat selama hampir 30 menit hingga Alor Kecil.
Dari dermaga Alor Kecil, dilanjutkan berlayar dengan kapal motor milik penduduk selama 20 menit untuk mencapai Pulau Kepa.
Tidak membosankan
Esther Nanchy (43), turis asal Australia yang ditemui di Pulau Kepa, mengaku sangat menyukai Alor karena hampir semua obyek wisata dapat ditemukan di pulau itu. Penyelaman menjadi tidak membosankan karena ada begitu banyak titik penyelaman.
”Selesai menyelam, kami dapat pergi ke desa adat di Takpala untuk melihat Museum 1.000 Moko atau Nekara di Kalabahi, dapat juga lihat kampung nelayan di Alor Besar, atau menyaksikan atraksi tarian dan kesenian yang digelar di Museum 1.000 Moko. Terkadang, kami ikut tracking di Gunung Koya-Koya atau di Gunung Delaki Sirung di Pulau Pantar,” kata Nanchy, yang fasih berbahasa Indonesia karena begitu seringnya menjelajahi Indonesia.
Selain Pulau Kepa, di sisi baratnya terdapat Pulau Pura. Terdapat delapan desa di Pulau Pura dengan jumlah penduduk sekitar 16.760 jiwa.
Mata pencarian utama penduduk setempat adalah nelayan, bertani lahan kering, dan menyadap nira lontar. Turis asing pun dapat saja menjelajahi desa itu.
