Benarkah Batu Mulia yang Indah Ini Membawa Kutukan Bagi Pemiliknya?

Kisah romantis dan penuh ancaman seringkali melekat dengan berbagai batu permata raksasa di dunia, namun tidak ada satu pun yang lebih romantis

Editor: Eka Dinayanti
telegraph
Misteri berlian Hope 

BANJARMASINPOST.CO.ID – Kisah romantis dan penuh ancaman seringkali melekat dengan berbagai batu permata raksasa di dunia, namun tidak ada satu pun yang lebih romantis dan memiliki aura misterius dibandingkan Batu Permata Hope.

Konon, siapa pun yang pernah memiliki batu permata itu akan terkena kutuk disertai malapetaka yang luarbiasa.

Berlian Hope untuk pertama kalinya muncul dalam sejarah ketika pada abad ke-17 seorang penjual berkebangsaan Perancis bernama John Baptiste Tavernier membeli sebuah berlian besar, berwarna biru berukuran 112.50 karat dari India.

Tavernier tidak mau menceritakan dari mana dia memperoleh batu permata tersebut, namun rumor mengatakan batu itu dicuri dari mata salah satu dewa di dalam kuil Rama-Sita di dekat Mandalay.

Di samping itu tersebar berita, dewa itu akan membalas dendamnya kepada siapa pun yang memiliki batu permata yang dicuri tersebut.

Travernier menjual berlian itu kepada satu-satunya pria di Perancis yang benar-benar mampu memilikinya, yaitu Raja Louis XIV.

Si pedagang berlian itu sendiri akhirnya tampak menderita beberapa kerugian finansial dan akhirnya mati mendadak di tengah perjalanan menuju ke Rusia.

Raja kemudian mengubah bentuk berlian itu menjadi bentuk hati dan pada saat itu disebut sebagai batu Biru Perancis.

Batu mulia yang membawa kutukan itu justru memberi berkah baginya. Perancis menjadi jaya dan kekuasaan monarkinya berlangsung lama.

Warisan kerajaan itu akhirnya jatuh ketangan Raja Louis XVI, yang menghadiahkannya kepada isterinya, Ratu Marie Antoinette.

Tak berapa lama, tulah berlian itu mulai beraksi. Kedua raja dan ratu itu kehilangan tahta mereka dan juga kepala mereka ketika pecah Revolusi Perancis.

Seorang teman dekat ratu, Putri de Lamballe, yang seringkali meminjam batu permata itu, dikisahkan mati hingga tercabik-cabik di tengah amukan massa.

Petaka berantai

Batu permata itu tampaknya dicuri selama Revolusi dan diubah kembali bentuknya. Sebagian darinya muncul kembali secara agak misterius di London dalam ukuran yang lebih kecil, yakni hanya sebesar 44.50 karat.

Batu itu dibeli seorang bankir bernama Henry Thomas Hope, yang memberinya nama seperti yang disandangnya hingga kini.

Sumber: Intisari Online
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved