Berita Nasional
Kisah Ronggeng Srintil Hidup dari Menari Lalu Digilir Lelaki, Berakhir Tragis Ketika Dituding PKI
Sang Penari berkisah mengenai kehidupan seorang ronggeng Dukuh Paruk bernama Srintil (Prisia Nasution). Selama bertahun-tahun.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Novel terkenal karangan Ahmad Tohari, membuka mata bahwa tragedi 65 bukan hanya tentang PKI dan TNI.
Tapi banyak kisah menarik seputar tahun 1965 setelah pembersihan PKI di Indonesia.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk, menceritakan secuil kisah lain saat kejadian kelam di Indonesia 1965 kemarin.
Bahkan, dari novel itu diangkat kelayar lebar dengan judul 'Sang Penari'.
Sang Penari berkisah mengenai kehidupan seorang ronggeng Dukuh Paruk bernama Srintil (Prisia Nasution). Selama bertahun-tahun.
Baca: Wow! 7 Pasangan Seleb Ini Punya Wajah yang Mirip Kayak Kembar Siam, Ahh Bikin Panglin!
Dukuh Paruk tidak memiliki ronggeng setelah insiden keracunan bongkrek massal di dukuh tersebut yang merenggut nyawa beberapa warga desa, termasuk satu-satunya ronggeng yang dimiliki dukuh tersebut.
Ketika peristiwa tersebut terjadi, Srintil masih kecil dan dalang di balik keracunan massal tersebut adalah orangtuanya yang kebetulan produsen bongkrek di dukuh tersebut.
Baca: Masya Allah! Ternyata Segini Jumlah Peluru yang Menembus Tubuh Mungil Ade Irma Suryani
Ketika dewasa, Srintil ingin sekali menjadi ronggeng, untuk mengabdikan diri kepada dukuhnya dan membersihkan nama baik keluarganya akibat peristiwa yang mempermalukannya di masa lalu.
Sinopsis Novel Ronggeng Dukuh Paruk, Hidup Srintil yang Terpaksa Memuaskan Lelaki
Dukuh Paruk adalah sebuah desa kecil yang terpencil dan miskin.
Namun,warganya memiliki suatu kebanggaan tersendiri karena mewarisi kesenian ronggeng yang senantiasa menggairahkan hidupnya.
Tradisi itu nyaris musnah setelah terjadi musibah keracunan tempe bongkrek yang mematikan belasan warga Dukuh Paruk sehingga lenyaplah gairah dan semangat kehidupan masyarakat setempat.
Hasil gambar untuk sang penari