Perhatian bagi yang Mau Libur Akhir Tahun 2017! Ada Potensi Bencana Alam

Menurut Herizal, jika masyarakat waspada, maka mereka akan tetap aman selama musim hujan selama libur Natal dan Tahun Baru 2018 ini.

Editor: Murhan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas PPSU membantu warga melewati genangan air di Underpass Dukuh Atas, Jakarta, Senin (11/12/2017). Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak siang menyebabkan kawasan tersebut banjir hingga ketingian 1 meter. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Memasuki musim liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, pemerintah dan masyarakat diimbau tetap waspada sebagai bentuk mitigasi bencana. Dengan begitu, musim liburan dapat dijalani dengan aman dan nyaman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang akan menghabiskan waktu liburan akhir tahun mewaspadai potensi bencana selama musim hujan, seperti banjir dan tanah longsor.

Langkah utama mencegah banjir dan genangan adalah dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

"Genangan dan banjir bisa hilang kalau kita menjaga lingkungan. Hujan biarlah turun dan kalau lingkungan bagus, airnya bisa mengalir ke laut," kata Deputi Kepala BMKG Bidang Klimatologi Herizal dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (21/12/2017).

Baca: Amalan Agar Mudah Rezeki, Jodoh, Maut, Rumah Tangga Bahagia dan Disayangi Allah, Coba Baca Ini

Selain itu, masyarakat perlu memperhatikan kelestarian kawasan rawa. Menurut Herizal, rawa-rawa sebagai tempat transit air hujan sebaiknya dikonservasi.

"Karena kalau rawa-rawa tidak dipedulikan, maka air dapat menggenangi halaman rumah kita," ujarnya.

Awan gelap juga patut diwaspadai selama musim hujan. BMKG juga memperkirakan potensi terjadinya hujan es.

"Ketika musim hujan, kalau melihat ada awan gelap, sebisa mungkin hindarilah tempat-tempat yang atapnya kurang kuat, mengingat ada hujan es," katanya.

Menurut Herizal, jika masyarakat waspada, maka mereka akan tetap aman selama musim hujan selama libur Natal dan Tahun Baru 2018 ini.

Baca: LIVE STREAMING RCTI Arsenal Vs Liverpool - Misi Balas Dendam The Gunners

"Musim ini tidak perlu ditakuti, hanya masyarakat harus bisa menyesuaikan saja dengan kondisi lingkungan," ujarnya.

Berdasarkan data BMKG, sampai saat ini sebanyak 319 zona musim (ZOM) atau sekitar 93,27 persen sudah memasuki musim hujan. Sisanya, 23 ZOM atau sekitar 6,73 persen, masih mengalami musim kemarau.

“Sekarang ini, 93,27 persen memasuki musim hujan, hanya 6,73 persen yang masih kemarau,” paparnya.

Mengenai puncak musim hujan, Herizal mengungkapkan, setiap daerah memiliki prediksi yang berbeda. Puncak musim hujan di Pulau Jawa dan Bali diprediksi jatuh pada Januari hingga Februari 2018 mendatang, meski saat ini hujan cukup intensif terjadi di Jakarta.

“Sebagian besar (provinsi di) Sumatera sudah mulai musim hujan pada Desember. Jawa dan Bali itu Januari hingga Februari (2018). Kalau NTT, Maret (2018),” kata Herizal. (Kurniasih Budi/Kompas.com)

Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved