Kartu Kuning Ketua BEM UI
Dapat 'Kartu Kuning' dari Ketua BEM Saat Pidato di Dies Natalis UI, Begini Tanggapan Presiden Jokowi
Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa, mendadak viral setelah melakukan aksi memberikan 'kartu kuning' untuk Presiden Jokowi.
Penulis: Rahmadhani | Editor: Ernawati
Kemudian, tuntutan kedua yang disuarakan Zaadit, terkait Plt atau penjabat gubernur yang berasal dari perwira tinggi TNI/Polri.
"Kita tidak ingin kalau misalnya kembali ke zaman Orde Baru, kita tidak pengen ada dwifungsi Polri, dimana Polisi aktif pegang jabatan gitu (gubernur) karena tidak sesuai dengan UU Pilkada dan UU Kepolisian," papar Zaadit.
Sedangkan tuntutan ketiga, yaitu persoalan Permenristekdiktir tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) karena dapat mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.
"Kita tidak pingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkreasi itu dikekang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit.
Dalam kesehariannya Zaadit Taqwa merupakan mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, angkatan 2014.
Zaadit Taqwa menempuh pendidikan sekolah menengahnya di SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.
Sementara, pendidikan SMP dia selesaikan di MTs Negeri 4 Jakarta dan pendidikan dasar di SDIT Ummul Quro, Depok, Jawa Barat.
Aksi Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa ternyata tidak membuat Presiden Jokowi tersinggung.
"Terhadap aksi ini Presiden Jokowi biasa aja, tidak tersinggung," ujar Juru Bicara Presiden, Johan Budi dilansir Boost Online dari Tribunnews.
Menurut Johan, sebenarnya Presiden telah dijadwalkan untuk menerima Ketua BEM UI selepas acara, karena mahasiswa UI ingin menyampaikan pesan secara langsung kepada Presiden.
"Tapi, tidak tahu tiba-tiba saat acara di dalam ada mahasiswa yang mengacungkan buku berwarna kuning. Acara (pertemuan Presiden dan Ketua BEM UI) batal karena aksi tersebut," tutur Johan. (BANJARMASINPOST.co.id/rahmadhani)
