Masjid Tertua di Tabalong
Tak Pernah Sepi Penziarah, Aroma Wangi Kembang Selalu Tercium di Ruang Induk Masjid
Suasana sejuk akan sangat terasa begitu memasuki ruang induk Masjid Pusaka di Desa Banualawas, Kabupaten Tabalong.
Penulis: Dony Usman | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Suasana sejuk akan sangat terasa begitu memasuki ruang induk Masjid Pusaka di Desa Banualawas, Kecamatan Banualawas, Kabupaten Tabalong.
Hal ini tidak terlepas dari arsitektur bangungan yang memakai bubungan tinggi dan juga dikelilingi jendela dari kayu berbahan ulin.
Sehingga sirkukasi udara sangat bagus membuat suhu di dalam ruangan juga tidak terlalu pengab.
Hal lain yang dapat diraskan di ruang induk masjid ini adalah adanya aroma wangi kembang yang selalu tercium.
Ini tak lain karena banyaknya untaian bunga atau disebut kambang berenteng bergantungan di tiang-tiang masjid, terutama 4 tiang guru yang terbuat dari ulin.
Baca: Masjid Tertua di Tabalong Ini Dibangun Sejak Tahun 1625, Ternyata Dulunya Rumah Adat Suku Dayak
Kambang barenteng itu berasal dari penziarah yang datang ke masjid. Hampir setiap hari masjid tertua di Tabalong ini tak pernah sepi dari orang yang ziarah.
Di ruang induk ada 4 tiang guru dan 17 tiang pendukung yang semua terbuat dari kayu ulin.
Di tengah 4 tiang guru terdapat anak tangga yang mengeliling satu tonggak untuk menuju ke bagian atas masjid yang dulunya difungsikan sebagai tempat bilal mengumandangkan azan.
Baca: Lima Kali Renovasi, Bentuknya Masjid Pusaka tak Banyak Diubah, Ini Makna 17 Tiang Guru
"Iya aroma wangi kembang sangat tercium kalau kita masuk, selain itu udaranya juha sejuk," ujar salah seorang warga Zulfahmi.
Menurutnya wangi itu berasal dari untaian bunga yang banyak bergantungan di tiang masjid. (*)
