Partai Bentukan Mahathir Mohamad Dibekukan Pemerintahan Najib Razak, Ini Alasannya
Pemerintah Malaysia memerintahkan pembekuan sementara partai politik baru besutan mantan PM Mahathir Mohamad karena
BANJARMASINPOST.CO.ID, KUALA LUMPUR - Tampaknya perseteruan antara Mahathir Mohamad dengan Najib Razak makin memanas.
Ini setelah pemerintahan PM Najib Razak memutuskan membekukan partai besutan mantan perdana menteri Malaysia itu.
Pemerintah Malaysia memerintahkan pembekuan sementara partai politik baru besutan mantan PM Mahathir Mohamad karena ketidaklengkapan dokumen.
Keputusan ini merupakan pukulan telak bagi politisi gaek berusia 92 tahun itu yang kini tengah memimpin kampanye kelompok oposisi untuk mendongkel PM Najib Razak.
Baca: Polantas Tertangkap Kamera Pungut Uang Damai Rp 50 Ribu dari Mahasiswa, Alasannya Tilang
Baca: Isi Lengkap Puisi Sukmawati Soekarnoputri yang Disebut Mengandung SARA, Singgung Cadar dan Adzan
Baca: Ini Dia Bank yang Akan Jadi Andalan OJK Berantas Rentenir, Begini Skema Cicilannya
Baca: Jadwal dan Live Streaming Free Practice MotoGP Argentina 2018 Malam Ini : Rossi Pikirkan Ban
Dalam suratnya pada Kamis (5/4/2018), Registrar of Society, lembaga yang mengurus pendaftaran berbagai organisasi di Malaysia, menyebut Partai Bumi Bersatu Malaysia besutan Mahathir tak memenuhi tenggat waktu 30 hari untuk menyerahkan dokumen yang diminta.
"Sehingga organisasi yang disebut di atas akan dibekukan sementara sejak surat ini diterbitkan," kata Surayati Ibrahim, anggota Registrar of Society.
Meski dibekukan, Mahathir bisa mengajukan banding jika bisa memenuhi persyaratan yang diminta dalam 30 hari.
Jika dalam tempo 30 hari partai besutan Mahathir tak bisa menyerahkan dokumen yang ditentukan maka pembekuan ini akan bersifat permanen.
Keputusan untuk membekukan partai ini muncul sehari sebelum PM Najib Razak dikabarkan segera membubarkan parlemen dan menggelar pemilu.
Koalisi berkuasa pimpinan Najib yang dimotori Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), diprediksi akan menghadapi pemilu paling berat sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957.
Mahathir mulai menentang Najib setelah pada 2015 terungkap bahwa dana sebesar 681 juta dolar AS dari perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) mengalir ke rekening pribadi Najib.
