Berita Kotabaru
Hadapi Mudik Lebaran Idul Fitri 2018, Jalan Kelumpang Rusak Parah Herfani Pilih Lewat Laut
Sayangnya, masih banyak infrastruktur jalan yang rusak sehingga dikhawatirkan mengganggu kenyaman pemudik Lebaran Idul Fitri 2018.
Penulis: Herliansyah | Editor: Ernawati
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Jalan akan menjadi tumpuan utama saat terjadi arus mudik Lebaran Idul Fitri 2018.
Sayangnya, masih banyak infrastruktur jalan yang rusak sehingga dikhawatirkan mengganggu kenyaman pemudik Lebaran Idul Fitri 2018.
Seperti juga terjadi di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Warga bahkan menganggap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru tutup mata terkait keluhan masyarakat.
Baca: Siap-siap! Trans Studio dan Transmart Hadir di Banjarmasin, Ini Bocoran Tanggal Bukanya
Baca: Prediksi Susunan Pemain Persebaya vs Persipura Liga 1 Pekan 11 Selasa (29/5)
Baca: Wah Shaheer Sheikh Tak Suka Tampil di Pesbukers ANTV? Curhatannya Jadi Sasaran Warganet
Menyusul parahnya kerusakan ruas jalan menghubungkan tiga kecamatan di wilayah kelumpang hingga kini belum tersentuh perbaikan.
Akses tiga kecamatan sulit dilalui akibat parahnya kerusakan jalan menjadi kewenangan kabupaten, antara lain kecamatan Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara dan Pamukan Selatan.
Sementara itu, akses untuk mobilisasi tersebut bukan hanya jalan utama.
Namun juga menghubungkan jalan kecamatan lainnya diantaranya kecematan Kelumpang Barat.
Parahnya kerusakan jalan menjadi keluhkan masyarakat, karena kondisi jalan yang berlumpur sulit di lalui kendaraan roda, terlebih roda empat.
Akibatnya sebagian masyarakat ingin bepergian ke ibu kota kabupaten Kotabaru harus memilih jalur laut.
"Di sepanjang jalan berlubang, becek penuh lumpur, dan bahu jalan rusak parah," kata Herfani warga Desa Geronggang, Kecamatan Kelumpang Tengah kepada banjarmasinpost.co.id, Selasa (29/5/2018).
Herfani menambahkan, sebagian warga, termasuk dirinya memilih menggunakan jalur laut saat bepergian ke ibu kota kabupaten. Parahnya kerusakan jalan, selain sulit dilalui kendaraan.
Namun kondisi jalan yang berlumpur cukup parah terjadi di 10 titik, kerap mengakibatkan kecelakan yang sebagian besar dialami pengendara roda dua.
"Di sepanjang jalan ini sering terjadi kecelakaan mobil amblas dan kejeblos rodanya. Pengendara roda dua sering kecelakaan karena kondisi jalan licin," ujar Herfani yang juga penggiat lingkungan ini.
Herfani prihatin belum adanya perbaikan oleh pemerintah daerah. Karena parahnya kerusakan jalan juga berimbas kesulitan warga mengangkut hasil pertanian.
