Berita Nasional

1 Juni 2018 Lahirnya Pancasila, Pidato Amarah Soekarno Pada BPUPKI 'Kita Memerdekakan Hati Bangsa'

Soekarno adalah pendiri bangsa sekaligus penggali Pancasila dari bumi Indonesia hingga kini diperingati sebagai lahirnya Pancasila, 1 Juni 2018.

Penulis: Restudia | Editor: Elpianur Achmad

"Saya katakan tadi prinsip San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Cheng: nasionalisme, democracy, socialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau merdeka yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera?" tutur Bung Karno.

Bung Karno tidak mau menerima sistem perwakilan seperti di Eropa dan Amerika Serikat yang menggunakan sistem demokrasi yang justru menciptakan kaum kapitalis yang semakin merejalela.

"Tak lain tak bukan adalah yang dinamakan democratie di sana hanya politik demokrasi saja. Semata-mata tidak ada sociale rechtvaardigheid, tak ada keadilan sosial, tidak ada ekonomische democratie sama sekali," tegas Bung Karno.

Dia menambahkan, "Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi ala Barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politiek economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial."

5. Prinsip Ketuhanan

Setelah menjelaskan sila dalam keempat dasar negara itu, Soekarno menjelaskan prinsip kelima yakni Ketuhanan.

"Bukan saja bangsa Indonesia berTuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih, yang belum ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW. Orang Budha menjalankan ibadahnya menurut kitabnya," kata Bung Karno.

Prinsip Ketuhanan ini hendaknya dijalankan dengan penuh keadaban. "Apakah cara yang berkeadaban, ialah hormat menghormati satu sama lain. Nabi Muhammad telah memberi bukti yang cukup tentang menghormati agama lain. Nabi Isa pun demikian," katanya.

"Saudara-saudara, dasar negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan!" katanya.

Soekarno mengaku senang simbolik. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Indera.

"Namanya bukan Panca Dharma. Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas lima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi," tegas Bung Karno yang disambu gemuruh tepuk tangan hadirin.

Selamat Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2018.

(banjarmasinpost.co.id/restudia)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved