Pilpres 2019

Pesan Anak Amien Rais ke Ustadz Abdul Somad Soal Cawapres Prabowo Pilpres 2019, Mirip Jokowi di 2014

Banyak pihak menggadang-gadang Ustadz Abdul Somad berani 'melawan' Jokowi pada pilpres 2019 mendatang.

Editor: Murhan
Ustadz Abdul Somad 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ustadz Abdul Somad kian diperbincangkan publik, bukan hanya terkait aktivitas dakwahnya, tapi juga kaitan dengan kabar dijadikan cawapres Prabowo Subianto.

Sejumlah pendukungnya pun ada yang berharap dan berdoa agar Ustadz Abdul Somad mau terjun ke politik, menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 atau Pilpres 2019.

Banyak pihak menggadang-gadang Ustadz Abdul Somad berani 'melawan' Jokowi pada pilpres 2019 mendatang. Tentu bukan tanpa alasan, karena kemunculan Ustadz Abdul Somad di kancah politik disebut fenomenal sama halnya Jokowi pada Pilpres 2014.

Salah satu orang yang mengungkapkan kehebatan Ustadz Abdul Somad itu adalah Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono.

Baca: Siapa Cawapres Prabowo pada Pilpres 2019, Para Ketua Umum Parpol Koalisi Akan Lakukan Ini

Baca: Reaksi Luna Maya Hingga Nadine Chandrawinata Soal Wacana Rest Area di Taman Nasional Komodo

Baca: Penerimaan CPNS 2018 Siap Digelar BKN, Siapkan Dokumen dan Pelajari Cara Pendaftaran CPNS

Bambang Haryo menyatakan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyebut beberapa figur yang berpotensi menjadi calon wakil presiden pendamping Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, di antaranya Ustadz Abdul Somad (UAS).

Nama UAS muncul berdasar pertimbangan Ijtima ulama beberapa waktu lalu.

Nama UAS berhasil menandingi beberapa figur lain yang mayoritas berlatarbelakang partai politik.

Menyikapi hal ini, Bambang menyamakan fenomena antusiasme sambutan masyarakat ini dengan kemunculan figur Joko Widodo (Jokowi) jelang pencapresan 2014 silam.

Baca: Penerimaan CPNS 2018 Siap Digelar BKN, Siapkan Dokumen dan Pelajari Cara Pendaftaran CPNS

Baca: Jadwal Siaran Langsung (Live) SCTV Timnas U-23 Indonesia di Fase Grup Asian Games 2018

”Ustadz Abdul Somad adalah salah satu figur yang fenomenal,” kata Bambang saat ditemui di Surabaya, Minggu (05/08/2018).

”Populernya sama dengan kemunculan Pak Jokowi di pencapresan 2014 lalu,” imbuh Bambang.

Dengan kehebatan yang dimiliki tesebut, Bambang menyebut nama UAS memiliki potensi untuk menambah elektabilitas Prabowo.

Selain itu, Bambang juga menyebut UAS memiliki kualitas yang bisa diadu dengan figur lain.

Hal ini didukung biografi UAS yang merupakan alumnus S1 Al-Azhar, Mesir dan S2 Daar Al-Hadist Al- Hassania Institute, Kerajaan Maroko.

Baca: Penjelasan Ustadz Abdul Somad Soal Cawapres Prabowo dan Dukungan Kepada Jokowi pada Pilpres 2019

UAS merupakan Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

ustadzabdulsomad
instagram.com/ustadzabdulsomad

Lalu, Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.

Hingga, Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.

”Beliau juga seorang lulusan Al Azhar dan memiliki karakter yang menguasai berbagai bidang,” kata Bambang yang juga anggota MPR RI ini.

”Termasuk di antaranya juga terkait masalah ekonomi keumatan,” kata anggota Komisi V yang membidangi Perhubungan; Pekerjaan Umum; Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ini.

Pihaknya optimistis, apabila Prabowo pada akhirnya memilih UAS, koalisi partai pendukung tak akan bubar.

Sekalipun UAS bukan merupakan representasi parpol manapun.

Baca: Hasil Visum Dugaan Penganiayaan pada Dipo Latief Keluar, Nikita Mirzani Terancam Hukuman Pidana

Untuk diketahui, saat ini ada empat partai yang kemungkinan besar akan mengusung Prabowo sebagai Presiden.

ustadzabdulsomad
instagram.com/ustadzabdulsomad

Selain Gerindra, ada Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

”Kami yakin tidak ada perubahan dan akan tetap langgeng sampai pendaftaran di KPU. Kami sangat yakin 4 parpol ini dapat berkoalisi dengan baik,” tegas Anggota Dewan Pembina Gerakan Tani Rakyat (Getar) Pusat ini.

Nama UAS akan bersaing dengan empat figur lain yang juga berpotensi menjadi pendamping Prabowo.

Di antaranya, Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta). Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) DPP Partai Demokrat.

Baca: Jadwal Live Grup B Piala AFF U-16 2018 - Laos vs Malaysia, Siapa Lawan Timnas U-16 Indonesia?

Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga ketua MPR RI.

Saat melakukan ceramah di Pesantren Darul Quran, Abdul menjawabnya dengan candaan yang membuat ratusan hadirin tertawa.

"Mana lah mungkin saya capres, jadi penceramah saja dulu saya," ucapnya.

Ia meminta masyarakat menunggu hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat, siapa yang akan menjadi cawapres.

"Gak usah kita sehat-sehat isu dulu, lihat saja nanti pada waktunya, siapa yang akan menjadi calon," ucapnya.

Abdul Somad juga menyampaikan, untuk selalu mendukung pemerintah dalam mensukseskan program yang baik bagi rakyat.

"Kita dukung aja pemerintah siapa pun yang menjadi presiden kelak, mendukung untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.

Banyak pihak menyayangkan langkah UAS menolak pinangan menjadi cawapres Prabowo.

Seperti putri Amien Rais, Hanum Rais yang meminta kepada semua pihak untuk meyakinkan Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk mau maju.

hanumrais
instagram.com/hanumrais

Hanum pun menuliskan hal tersebut lewat akun instagramnya.

@hanumrais: 'Sebaiknya Ustadz Abdul Somad tetap berdakwah saja. Menjadi suluh dalam gelapnya ruangan. Menjadi setetes embun dalam sahara. Kita memerlukan itu.'

Nasihat demikian memang terdengar indah elegan dan mulia. Saya pun mengiyakan.

Namun kemudian, saya teringat Snouck Horgrounje seorang Belanda di jaman Hindia Belanda yg belajar agama Islam dan kemudian dikenal sebagai mata-mata kolonial.

Ia pernah menasihati para ulama, masy adat Aceh saat itu, untuk meningkatkan ketakwaan umat serta selalu mengingatkan umat pada kematian, masjid-masjid perlu didirikan dekat makam.

Terdengar mulia. Serentak membuahkan anggukan.

Sungguh target Horgronje bukan itu. Melainkan sesungguhnya ia memiliki visi menjauhkan masyarakat dari masjid, karena orang-orang jadi takut ke masjid , terutama para pemudanya.

Horgronje tahu benar, masjid dan para pengunjungnya adalah kekuatan yang membahayakan bagi rezim kolonial saat itu.

Seruan banyak pihak agar UAS berdakwah saja dan jangan bermain politik seakan terdengar seperti seruan membuai Horgronje saat itu.

Di saat yang begitu krusial sekarang ini, marilah kita berdoa semoga sang suluh selama ini berkenan berubah menjadi mentari.

Setetes embun di sahara bersedia menjelma jadi telaga mata air yang menyejukkan bagi bumi.

Marilah kita berbondong-bondong meyakinkan @ustadzabdulsomad bahwa dirinya diperlukan oleh bangsa, tidak hanya sebagai guru, namun pemimpin bangsa.

Tarikh menorehkan cerita, Abu Bakar maupun Umar juga sebelumnya menolak jabatan yang diberikan pada mereka hingga mereka akhirnya menjadi umara panutan.

Keulamaan dan kepemimpinan bersanding manis dalam era tersebut. Sejatinya politik dan agama memang sebuah kesatuan.

Rasulullah pun telah menjadikan dirinya teladan sebagai pemimpin dan ulama terbaik sepanjang masa.

Kesempatan tidak akan datang berulang. Kehadiran UAS di tengah bangsa ini boleh jadi adalah kesempatan yang Allah berikan untuk kita.

Mudah-mudahan Allah mengijabahi lewat dukungan seluruh elemen bangsa dan umat di Indonesia.

Wallahu a’lam bissshhawaab
#ustadzabdulsomad #cawapres let’s make #somadeffect everywhere.

(Surya/Cr19/Tribun-Medan.com)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved