B Focus Economic

15 Tahun Berdagang Roti Manis, Nordiana Setia Menggunakan Tungku

Menikmati aneka jajanan tradisional seperti bingka, pais dan wadai kelemben tentu sudah tidak asing di kalangan masyarakat Banua.

Editor: Eka Dinayanti
BPost Cetak
B Focus edisi selasa 

"Menggunakan dapur tradisional juga lebih irit, dari segi kayu bakarnya juga lebih mudah dicari. Saya dalam seminggu menggunakan tiga ikat kayu bakar," terangnya.

Dalam sehari Diana bisa membuat sekitar 150 roti yang kemudian dijajakan persis di samping tempat ia memasak.

"Alhamdulillah setiap harinya 150 kue itu selalu habis, meskipun saya hanya berjualan di dalam gang," ujarnya.

Ia menyebutkan segmen yang banyak menghabiskan komoditinya yaitu anak-anak sekolah dasar yang tidak jauh dari rumahnya.

"Karena rumah saya dekat sekolahan, jadi banyak anak-anak yang beli, tapi juga banyak warga Banjarmasin yang memang sudah tahu dan langganan," ungkapnya.

Bahkan menurutnya bukan hanya warga Banjarmasin, tetapi langganannya dari Banjarbaru dan Martapura juga cukup sering ke Banjarmasin khusus membeli kue di tempatnya.

"Ada juga Kapuas, Surabaya, dan Sulawesi yang memiliki keluarga di sini kalau berkunjung ke Banjarmasin selalu memesan kue saya. Minimal mereka memesan 200 kue untuk dibawa kembali ke daerahnya," akunya.

Selain itu, ia menuturkan bulan-bulan tertentu seperti Idulfitri, bulan Maulid banyak yang memesan kue di tempatnya.

"Saya tidak hanya membuat kue klemben ini, tapi juga mengolah kue tradisional lainnya seperti pais dan untuk kalau ada yang memesan. Tapi memang utama setiap harinya kue klemben ini," imbuhnya.

Soal harga ia menjual seribu rupiah untuk satu kue, dengan omzet antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per bulan.

"Alhamdulillah dari tabungan berjualan kue ini saya bisa pergi melaksanakan ibadah umrah," ungkapnya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved