Berita Kabupaten Banjar
Mengapa Orang Gampang Membunuh? Dr Ocha: Cairan di Otaknya Begini
Ternyata ada sesuatu yang tak beres dengan cairan di otak di balik begitu gampangnya seseorang melakukan kejahatan brutal seperti membunuh orang lain
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Membunuh adalah pilihan jangka pendeknya dan bahkan kalau perlu dilakukan secara bengis agar mendapat kepuasan.
Lalu, dari tinjauan spiritual, penyebab perilaku brutal diakibatkan lunturnya nilai-nilai kehidupan.
Bisa saja orang tampak religius, tapi tidak spiritualnya.
Syariat agama dijalankan semua, tapi belum tentu nilai spiritual melekat dalam dirinya.
Dalam hal ini, memang ada peran media terutama media sosial (medsos).
Era gawai (gadget) saat ini kian memunculkan fenomena copycat yakni meniru yang dilihat.
Termasuk ketika melihat kasus pembunuhan.
Dia tidak lagi mengambil pelajaran dari kasus kekerasan yang dilihat.
Sebaliknya, justu menginspirasinya untuk melakukan hal serupa ketika tersakiti.
Ia akan meniru tindakan kekerasan tersebut.
Secara fisik, kata Ocha, memang sulit mengenali orang-orang yang berperilaku menyimpang seperti itu.
Namun, kita bisa mendeteksinya melaui observasi atau pengenalan.
Ketika kita telah mengenal perilaku tersebut, sebaiknya meminimalkan kontak fisik.
Berteman boleh, tapi cukup sekadarnya, say hallo saja.
Jangan perdalam interaksi, apalagi hubungan yang dalam seperti percintaan karena itu berbahaya.
"Juga jangan melibatkan orang-orang seperti itu dalam kegiatan. Karena mereka berorientasi omnipotensi atau ingin menjadi pusat segalanya. Orang lain yang tak nurut atau tak sependapat akan membuatnya marah besar dan kemudian berpikir pendek untuk menghabisi atau membunuh," pungkas Ocha.
(banjarmasinpost.co.id/roy)