Berita Kabupaten Banjar
Dinas PUPR Banjar Targetkan Awal Maret Sudah Pelaksanaan Pembangunan Jembatan yang Roboh
Warga di empat desa yakni Desa Rantaubakula dengan Belimbingbaru, Belimbinglama dan Desa Angkipih Kecamatan Paramasan yang beraktivitas
Penulis: | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Warga di empat desa yakni Desa Rantaubakula dengan Belimbingbaru, Belimbinglama dan Desa Angkipih Kecamatan Paramasan yang beraktivitas melewati jembatan penghubung antardesa, persisnya Desa Rantaubakula ke Desa Belimbingbaru atau sebaliknya, hingga kini harus melewati jalan alternatif.
Hanya saja, ketika arus sungai deras, harus terlebih dulu menunggu surut.
Dinas PUPR Kabupaten Banjar sudah melakukan survei, dan setelah melihat kondisi di lapangan ternyata tidak memungkinkan membangunkan jembatan darurat karena arus sungai yang cukup deras.
Meski demikian, Dinas PUPR Kabupaten Banjar bekerja cepat menargetkan paling lambat awal Maret 2019 sudah pelaksanaan pembangunan jembatan.
Diungkapkan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar, M Hilman seusai upacara Senin di halaman Pemkab Banjar, Senin (7/1).
Dia menjelaskan, setelah melakukan pengecekan ternyata jika membangun jembatan darurat memakan biaya yang cukup besar serta risiko tinggi roboh kembali karena arus sungai yang deras.
Baca: Pertanyaan Vulgar Baim Wong pada Nagita Slavina Saat di Jepang, Istri Raffi Ahmad Teriak Gila!
Baca: Saat di Malaysia, Ustadz Abdul Somad Terpesona Karantina Tahfiz Alquran, Sebut Soal Politik
Baca: Penyebab Didi Mahardika Batal Nikahi Vanessa Angel yang Baru Terjerat Kasus Prostitusi Online Artis
Baca: Permohonan Pacar Vanessa Angel pada Faye Nicole Jones Soal Sindiran di Kasus Prostitusi Online Artis
"Jika memakai tongkat di tengah pun rawan roboh dan biaya besar sehingga sia-sia, karena bentang jembatan sekitar 20 meteran. Ada jalan alternatif yang memang melewati sungai," katanya.
Pihaknya pun sudah melakukan pengerjaan di jalan alternatif agar bisa dilalui.
Hanya saja jika arus sungai deras, maka pengguna jalan terlebih dulu menunggu surut, saat air deras memakan waktu maksimal dua jam.
Jelas Hilman, bentang sungai di jalan alternatif tidak selebar sungai di atas jembatan yang runtuh.
Terpaksa menunggu kering, kemudian barulah jalan alternatif tersebut bisa dilalui.
"Kami meminta masyarakat bersabar dan kami mempercepat proses lelang untuk percepatan pembangunannya. Saat ini masih proses lelang dan mudah-mudahan paling lambat awal Maret sudah ada pelaksanaan pembangunan jembatan yang menghubungkan beberapa desa tersebut," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah memberitahukan kepada pengguna jalan sebelum jembatan runtuh bahwa sebaiknya menggunakan jalan alternatif yang ada karena kondisi jembatan rawan.
Sudah pula memberitahukan bahwa akan ada penanganan di 2019.
Hilman sebelumnya mengatakan, jembatan tersebut dianggarkan melalui APBD Kabupaten Banjar Tahun 2019 yang sudah disepakati melalui Sidang Paripurna DPRD akhir bulan November lalu sebesar Rp 700 juta untuk rencana perkuatan jembatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/dinas-pupr-kabupaten-banjar-tinjau-jembatan-runtuh.jpg)