Keunikan Masjid Lancip di Amuntai
4 Fakta Masjid Lancip di Amuntai HSU, Masjid Tertua, Didanai Warga Malaysia & Lantai dari Singapura
4 Fakta Masjid Lancip di Amuntai HSU, Masjid Tertua, Didanai Warga Malaysia & Lantai dari Singapura
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Rendy Nicko
Biaya meninggikan lantai masjid ini ditanggung sepenuhnya oleh warga keturunan Banjar asal Johor Malaysia, yang orang tuanya dahulu berasal dari desa Waringin.
Keaslian yang dapat dilihat pada masjid ini selain konstruksi atap tumpang yang masih dipertahankan adalah adanya hiasan puncak kubah bangunan induk yang disebut pataka (mustaka, memolo) dengan beberapa hiasan ujung talang masjid (simbar, cabang).
Selain itu tiang utama atau soko guru, mimbar, ubin, beduk, dan 2 buah daun pintu dengan ukiran hiasan bermotif tumbuhan dan kaligrafi di sisi utara dan selatan juga masih dipertahankan.
Dahulunya daun pintu itu ada 3 yakni satunya lagi ada di dinding masjid sebelah timur. Inskripsi berupa kaligrafi pada pintu masjid itu berbunyi abubakar umar wallahu khalakakum wama ta’ maluna lailahaillalahu muhammadarrasulullahu usman ali.
"Hingga sekarang, masjid ini tetap dikeramatkan dan dikunjungi penziarah dari berbagai daerah. Pengunjung yang berziarah selain untuk memenuhi nazar, juga tertarik dengan kekunoan masjid ini. Saat berkunjung mereka biasa meletakkan untaian kembang di mimbar masjid," ujar Taufik Kepala Desa Waringin.
(banjarmasinpost.co.id/ reni kurnia wati)