Keunikan Masjid Lancip di Amuntai
4 Fakta Masjid Lancip di Amuntai HSU, Masjid Tertua, Didanai Warga Malaysia & Lantai dari Singapura
4 Fakta Masjid Lancip di Amuntai HSU, Masjid Tertua, Didanai Warga Malaysia & Lantai dari Singapura
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID - Fakta Masjid Lancip di Amuntai HSU, Masjid Tertua, Didanai Warga Malaysia & Lantai dari Singapura. Masjid Lancip sohor di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Masjid Lancip yang juga disebut Masjid Assu'ada itu tepatnya ada di Desa Waringin, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU.
Masjid Lancip diklaim sebagai masjid tua yang selama ini tidak banyak diketahui masyarakat Kalimantan Selatan, lantaran lokasinya yang agak terpencil.
Terdapat dua alternatif jalan untuk menuju masjid yang merupakan cagar budaya ini, bagi yang menggunakan kendaraan roda dua bisa melewati titian Desa Jingah Bujur sehingga jarak tempuhnya lebih dekat.
Baca: Kisah Perjuangan Siswa SD Lewati Jembatan Miring dan 35 Murid SMP yang Tempuh 8 Km untuk Sekolah
Baca: Daftar Inisial 21 Artis Diduga Terkait Prostitusi Online Artis FT Vanessa Angel Diungkap Polda Jatim
Baca: Pembelaan Gisella Anastasia pada Gading Marten soal Gosip Kedekatan dengan Julie Estelle
Baca: 3 Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Makassar, GM AirNav : 2 dari Lion Air, 1 dari Garuda Indonesia
Baca: Gempa Bumi 6,2 SR dan 5,2 SR Guncang Sumba Barat NTT, BMKG : Tak Berpotensi Tsunami
Namun bagi yang menggunakan mobil hanya bisa melewati Pasar Sabtu dan memang cukup jauh jika dari Kota Amuntai.
Dalam laporan yang berhasil di dokumentasikan Masjid Assu’ada yang dilaksanakan oleh Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Provinsi Kalsel tahun 1987, masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 1886.
Perkiraan ini didasarkan kepada inskripsi dengan aksara arab melayu pada cungkup makam salah seorang ulama sekaligus pendiri masjid yakni H Abdul Gani di Kampung Teluk Keramat.
Pada kubah tertulis: Almarhum Syeikh Haji Abdul Gani wafat 15-4-1336 H, 19-1-1916 M. Kalau yang bersangkutan meninggal dalam usia 70 tahun, aktif membangun masjid dalam usia 40 tahun maka diperkirakan masjid berdiri pada tahun 1886 M.
Kepala Desa Waringin Taufik mengatakan usia masjid yang sudah berumur ini menjadi salah satu daya tarik bagi warga baik dari dalam maupun luar daerah.
"Sampai saat ini masjid Assu'ada masih aktif digunakan, warga biasa menyebut masjid ini dengan sebutan masjid lancip," ujarnya.

Asal Mula Nama Waringin
Masyarakat desa sekitar sampai saat ini masih menjalankan ibadah sholat Jumat di masjid Assu'ada yang merupakan masjid tua dan bersejarah di Amuntai.
Dulu masjid ini tempat dilaksanakan mengaji duduk, yang mana para jemaah pengajian dari beberapa kampung dan bahkan konon dari kampung Negara datang ke Waringin dengan perahu tambangan untuk mengaji di Waringin yang saat itu tekenal memiliki ulama besar seperti halnya H Abdul Gani.
Oleh karena itu, ada yang mengaitkan bahwa asal nama desa Waringin karena dahulunya desa ini tempat beradanya ulama-ulama yang Wara’ yakni istilah bagi ulama yang apik dalam melaksanakan ibadah.
Ada pula yang mengatakan bahwa dinamakan Waringin karena dahulunya di tepian sungai Waring ini tumbuh pohon beringin.