Tenaga Apoteker di Kalsel
Gaji Apoteker Ada Dikisaran Rp 1-2 Juta, tak Sebanding dengan Risiko Pekerjaan
Salah satu penyebab tidak meratanya apoteker itu adalah kurangnya tenaga apoteker.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Salah satu penyebab tidak meratanya apoteker itu adalah kurangnya tenaga apoteker.
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Kalsel Bidang Advokasi, Muhammad Zaini Sfarm Apt, mengatakan berdasarkan rasio harusnya satu apoteker mencakup 200 penduduk.
Tapi di Kalsel hanya ada sekitar 700 orang apoteker.
“Dengan asumsi 4 juta warga Kalsel, jelas 700 orang apoteker itu masih kurang. Contohnya seperti Balangan, di kabupaten itu semua puskesmas masih memerlukan 10 apoteker untuk setiap kecamatan," ujarnya.
Penyebab lainnya adalah persoalan gaji para apoteker.
Baca: 5 Menu Makan Siang yang Sebaiknya Dihindari, Simak Risikonya
Baca: KalselPedia : Wisata Candi Agung Amuntai, Peninggalan Negara Dipa Kahuripan di Kabupaten HSU
Baca: Penyebaran Ratusan Apoteker di Kalsel Tak Merata, Dampaknya Dirasakan Masyarakat Pinggiran
Baca: Jelang Hari Valentine 2019 - Ini Sejarah Kelam Valentine Day, Ada Kisah Tragis Jauh dari Romantis
Baca: Tolak Pasang Bendera Parpol, Warga Dihajar Anggota Ormas di Denpasar, Videonya Viral di Medsos
Zaini mengatakan berdasarkan data dari PD IAI Kalsel, gaji apoteker terbilang masih minim, berada dikisaran Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
“Angka ini tidak sebanding dengan risiko dan bidang pekerjaan para apoteker. Idealnya, gaji para apoteker itu berada di kisaran Rp 5 jutaan, di Pulau Jawa sudah segitu. Minimnya gaji ini mengakibatkan terjadi penumpukan tenaga apoteker di perkotaan,” ujarnya.
Zaini mengaku, dia punya usaha sampingan untuk mengatasi gaji yang minim tersebut.
“Saya membuka apotek di Banjarbaru dengan dana sendiri dan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari standar gaji apoteker," ujarnya.
Selain bisnis itu, Zaini juga berpraktek di RS Jiwa Sambang Lihum sebagai apoteker visite ruangan bangsal.
“Saya berencana buka apotek lagi di Banjarmasin,” ujarnya.