Berita Banjarbaru

Data Bappeda Kota Banjarbaru : Ada 87,45 Hektare Permukiman Kumuh

Data Bappeda Kota Banjarbaru : Ada 87,45 Hektare Permukiman Kumuh. Daerah ini tersebar di beberapa titik

Penulis: Aprianto | Editor: Rendy Nicko
banjarmasin post group/ aprianto
Kawasan Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru yang sering banjir 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Puluhan hektare kawasan di Kota Banjarbaru masih banyak yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh.

Saat ini tercatat masih ada sekitar 87,45 hektare kawasan permukiman kumuh yang ada di Kota Banjarbaru.

Tiap tahunnya, Pemerintah Kota Banjarbaru telah berhasil menurunkan luasan kawasan permukiman yang kumuh menjadi kawasan yang bersih dan indah.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Banjarbaru, sudah ratusan hektare kawasan permukiman kumuh yang sudah berhasil ditangani.

Baca: Penjelasan Satpol PP Kota Banjarmasin Usai Diamuk Perempuan Saat Tertibkan Kolong Jembatan Antasari

Baca: Janji Warga Rantauandarat Usai Eksekusi Bangunan oleh Satpol PP Kota Banjarmasin Ditunda

Baca: Petugas Satpol PP Kota Banjarmasin Diamuk Perempuan yang Tinggal di Kolong Jembatan Antasari

Ratusan hektare kawasan yang awalnya kumuh disulap menjadi kawasan yang bersih dan asri.

Pada 2014 lalu, tercatat ada 349,12 hektare permukiman kumuh yang ada di Kota Banjarbaru. Kini, hanya tersisa 87,45 Hektar pada 2019 ini.

Tiap tahunnya, pemko Banjarbaru berhasil memperkecil dan mempersempit kawasan kumuh yang ada di Banjarbaru.

Pada 2016 lalu, dari awalnya 349,12 hektar berkurang menjadi 204,49 hektar. Selanjutnya pada 2017 kembali turun menjadi 183,34 hektar dan pada 2018 menjadi 173,71 hektar dan pada 2019 tersisa menjadi 87,45 hektar.

Kawasan permukiman kumuh yang tersisa ini tersebar disejumlah kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru.

Paling luas kawasan permukiman kumuh yakni berada di wilayah Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin.

Untuk wilayah cempaka terbagi lagi dari tiga kelurahan yakni Kelurahan Cempaka seluas 25,46 hektar, Kelurahan Sungai Tiung ada 27,08 hektar dan Bangkal seluas 4,46 hektar.

Wilayah kecamatan Landasan Ulin meliputi Kelurahan Syamsudin Noor seluas 1,03 hektar dan kawasan kelurahan Landasan Ulin Timur seluas 13,52 hektare.

Selain dua Kecamatan ini, masih ada tiga kecamatan lainnya yang masih ada kawasan permukiman kumuh seperti di Kecamatan Liang Anggang di kelurahan Landasan Ulin Barat seluas 4,29 hektar, Landasan Ulin Tengah 2,63 hektar dan Landasan Ulin Selatan 3,52 hektar.

Di kecamatan Banjarbaru Selatan ada Kelurahan Kemuning seluas 1,07 hektar, Loktabat Selatan 1,12 hektar dan Kelurahan Sungai Besar seluas 2,15 hektare.

Terakhir ada di kecamatan Banjarbaru Utara yang ada di Kelurahan Loktabat Utara hanya seluas 0,62 hektar dan di kawasan Mentaos hanya 0,5 hektare.

Baca: Kronologi Penangkapan Pencuri Dompet di HSU, Sempat Ada Teriakan & Lemparan Sendok Penjual Bakso

Berdasarkan data itu, lokasi yang paling luas ada permukiman kumuh ada di Kecamatan Cempaka yakni untuk kelurahan Cempaka dan Sungai Tiung.

Pada dua kawasan ini memang sering menjadi langganan banjir saat musim hujan turun. Sejumlah tempat akan mengalami banjir dengan beragam ketinggian khususnya dikawasan bantaran sungai.

Lurah Cempaka Junaidi mengatakan bahwa untuk kawasan permukiman kumuh sudah ada yang menangani yakni team kotaku.

"Sudah dua bulan ini dilakukan pendekatan kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai terkait dengan pembenahan dan penanganan kawasan permukiman kumuh," katanya, Kamis, (14/3).

Pihaknya optimis dengan pendekatan yang dilakukan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan forum RT dan RW di wilayah permukiman kumuh bersedia untuk ditata menjadi kawasan yang bersih dan asri.

Camat Cempaka A Rivai juga tidak menampik bila di wilayahnya masih banyak permukiman kumuh.

"Paling banyak di Kelurahan Cempaka dan Sungai Tiung," katanya, Kamis, (14/3).

Kepala Bappeda Kota Banjarbaru Kanafi mengatakan penanganan permukiman di Kota Banjarbaru terus dilakukan dan dimaksimalkan.

"Untuk 2019 hingga 2020 direncanakan akan dilakukan penanganan permukiman kumuh di kawasan kelurahan Cempaka, Sungai Tiung dan Kelurahan Mentaos" katanya.

Untuk kawasan kumuh di Mentoas seluas 0,5 hektar direncanakan dilakukan penataan seluas 4,65 hektar. Sementara untuk kawasan di Kecamatan Cempaka yang luas lahan kumuhnya mencapai 68,85 hektar akan direncanakan penanganannya menjadi 386,64 hektar.

"Konsep kawasannya menjadi kawasan budaya bernuansa religi dan ekonomi kreatif," katanya.

Saat ini, masih dalam proses perencanaan dan secara bertahap akan dilakukan penataan dan penanganannya khususnya untuk penataan rumah yang berada di bantaran sungai. (banjarmasinpost.co.id/ aprianto)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved