Berita Kabupaten Banjar
Keluhan Warga Tajaulandung Sudah Sampai ke Bupati, Dilaporkan Warga Saat Acara ini
Keluhan kalangan warga Desa Tajaulandung, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengenai dampak perkebunan kelapa sawit
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Keluhan kalangan warga Desa Tajaulandung, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengenai dampak perkebunan kelapa sawit ternyata telah sampai kepada orang nomor satu di Bumi Barakat.
"Masalah itu sudah disampaikan warga kepada Bupati H Khalilurrahman ketika beberapa waktu lalu beliau meninjau kegiatan bedah rumah di Tajaulandung," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Tajaulandung, Imansyah, Jumat (12/04/2019).
Ia menuturkan kala itu warga desanya mengeluhkan adanya pencemaran sungai (Sungai Sutun) akibat kebun sawit.
Saat itu juga dinyatakan bakal segera dibanfun fasilitas air bersih (pamsimas) guna memenuhi kebutuhan warga yang selama ini memanfaatkan air sungai untuk aktivitas sehari-hari.
Baca: Tangis Gisella Anastasia karena Wijaya Saputra Terungkap, Eks Istri Gading Marten Sebut Titik Lelah
Baca: Pengorbanan Ashanty Saat Aurel Sakit Putri Anang Hermansyah dan Krisdayanti Itu Diperlakukan Begini
Baca: Nasib CLBK Ayu Ting Ting dan Shaheer Sheikh Diungkap Sosok Ini Usai Ivan Gunawan Rencana Melamar
Baca: Pengorbanan Ashanty Saat Aurel Sakit Putri Anang Hermansyah dan Krisdayanti Itu Diperlakukan Begini
Baca: Sikap Politik Gatot Nurmantyo Antara Jokowi & Prabowo di Pilpres 2019, Ungkap Hubungan Kedua Capres
"Bahkan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjar juga sudah turun ke lokasi. Bagaimana hasilnya, saya belum tahu. Yang jelas hingga sekarang belum ada tindaklanjut mengenai pamsimas itu," ucap Imansyah.
Pejabat eselon IV Kecamatan Sungaitabuk ini mengakui sebagian warga Tajaulandung memang memanfaatkan air sungai untuk memasak, mencuci, memasak dan lainnya. Mereka terutama yang berada di wilayah RT 04.
Dikatakannya, dampak kebun sawit yang dikhawatirkan warga Tajaulandung terutama ketika tiba musim kemarau karena dipastikan warna air bakal berubah.
"Kalau air masih dalam seperti saat ini mungkin cuma terasa sedikit asam," sebutnya.
Mengenai perkebunan sawit di desa tetangga (Sungairangas, Kelilingbenteng Ulu) yang dikeluhkan warga Tajaulandung, Imansyah mengaku kurang begitu mengetahui.
"Apakah saat ini ada aktivitas atau tidak ada, terus terang saya belum tahu. Cuma beberapa waktu lalu pihak DLH Bnajar menyatakan tidak ada pencemaran sebagaimana yang dikeluhkan warga," pungkasnya.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
