Berita Kalteng
Jual Beli Secara Online Marak Pengaruhi Pendapatan Pedagang di Palangkaraya, Kalteng
Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan sebagian warga Palangkaraya untuk berbisnis dengan sistem online melalui internet.
Penulis: Fathurahman | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan sebagian warga Palangkaraya untuk berbisnis dengan sistem online melalui internet. Penggunaan aplikasi seperti media sosial untuk berbisnis semakin marak dilakukan oleh warga Kalimantan Tengah.
Bahkan, adanya jasa pengantaran makanan maupun barang yang dilakukan melalui sistem aplikasi menggunakan gojek maupun grab saat ini semakin banyak. Juga banyak warga yang berbisnis melalui medsos di Kota Cantik Palangkaraya.
Ini kemudian berpengaruh pada pedagang, yang berjualan dipinggiran jalan seperti pedagang kaki lima maupun pedagang yang menempati rumah toko atau di pasar tradisional yang mengalami penurunan pendapatan ketika perdagangan secara online makin marak.
"Memang belakangan beberapa tahun ini langganan kami berkurang, karena mereka lebih memilih menggunakan jasa pengantaran melalui jasa layanan pengantaran makanan atau barang daripada datang ke warung kami," ujar Nordin salah seorang pedagang sembako di Jalan Rajawali Palangkaraya, Selasa (2/7/2019).
Baca: Musnahkan 2,8 Kg Sabu, Ditnarkoba Polda Selamatkan 56 Ribu Orang dari Bahaya Narkoba
Baca: Enam Korban Luka Berat Kecelakaan Bus Yessoe Dirujuk ke RSUD Sultan Immanuddin Pangkalanbun
Baca: Urine Positif Mengandung Narkoba, Sopir Bus Yessoe Diperiksa Intensif Setelah Kecelakaan Tunggal
Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, Yomin Tofri, mengakui saat ini penjaualan barang , makanan atau sembako melalui online di Palangkaraya makin marak sehingga mempengaruhi pedagang kaki lima, maupun pengusaha yang berjualan di pusat perbelanjaan.
"Saya memantau memang cukup banyak warga Palagkaraya yang berbinis menggunakan sistem online melalui internet, memang sedikit banyak akan mempengaruhi pedagang kaki lima atau pengusaha yang berjualan di pasar atau pusat perbelanjaan," ujarnya.
Sementara itu, BPS juga memantau, Selama Juni 2019, terjadi inflasi di Palangkaraya sebesar 0,12 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 133,71 (Mei 2019) menjadi 133,87 (Juni 2019).
Inflasi di Palangkataya dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,11 persen), sandang (0,66 persen), dan kesehatan (0,28 persen).
Baca: Aksi Penyamaran Anggota Satresnarkoba Polres HSU Ungkap Peredaran Sabu di Amuntai Tengah
Baca: Peringatan Taat Lantas Polres Tanahlaut Juga Pernah Tentang Hal yang Seram, Begini Bunyinya
Baca: Bukannya Menolong Korban Kebakaran, Lelaki Asal Amuntai ini Malah Mencuri Sepeda Motor
Laju inflasi tahun kalender (1,52 persen) dipengaruhi oleh lonjakan kenaikan indeks harga bahan makanan (4,37 persen), sandang (1,87 persen), minuman, rokok, dan tembakau (1,40 persen).
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (2,76 persen) juga dipicu oleh dampak dari lonjakan kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (4,80 persen) serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,24 persen). (banjarmasinpost.co.id /faturahman)
