Life Style

Cari Jodoh di Aplikasi Kencan, Nopian Tak Menyangka Aksinya Berujung di Pelaminan

Nopian tak menyangka keisengannya mencari teman perempuan di aplikasi Tinder empat tahun lalu berujung ke pelaminan.

Editor: Elpianur Achmad
kompas.com
selfie cincin kawin 

"Kami juga melihat pengguna Tinder di Indonesia menggunakan aplikasi ini sesuai keinginan mereka dan berdasarkan konteks budaya mereka," tambah Seo.

Pertemuan di dunia maya meningkat
Soal pencarian jodoh, penelitian dari Stanford University memperkirakan di masa depan, dunia maya akan jadi sarana utama pasangan bertemu.

Penelitian itu mengungkap 39 persen atau mayoritas pasangan heteroseksual saat ini bertemu lewat dunia maya. Angka ini naik dari 22 persen di 2009.

Dua dekade lalu, tepatnya pada era 1990, 34 persen pasangan bertemu lewat pertemanan. Dulu, cara ini paling banyak terjadi.

Namun kini, angkanya merosot jadi hanya 20 persen pasangan saja yang bertemu karena dikenalkan teman.

Survei yang melibatkan 3.009 pasangan ini juga mengungkap pasangan yang bertemu lewat kerjaan, keluarga, atau lingkungan rumah, turun seiring dengan disrupsi digital dalam hal pencarian jodoh.

"Peningkatan kencan online telah menggantikan cara orang bertemu," kata sang peneliti, Michael Rosenfeld seperti dikutip dari The Guardian.

Peneliti University of Illinois-Chicago Pamela Anne Quiroz pada 2013 pernah meneliti pergeseran dalam kencan melalui aplikasi ponsel.

Melalui analisis konten terhadap aplikasi online dating berbasis lokasi seperti Tinder, Quiroz menyimpulkan pergeseran ini hasil dari gaya masyarakat postmodern.

Saat ini, kemudahan dan jarak merupakan elemen yang diharapkan ada pada setiap produk.

Ekspektasi tersebut, seperti halnya kemungkinan yang tak terbatas, membentuk niche bagi ‘generasi gratifikasi instan’ untuk mencari, menerima, dan menolak pasangan potensial dalam genggaman tangan.

Norma baru
Di Indonesia, situs dan aplikasi kencan online juga mulai menggeser cara orang bertemu pasangannya.

Peneliti Universitas Indonesia Chandra Kirana alias Kicky mengatakan sebenarnya konsep pencarian jodoh di luar lingkar kehidupan sosial kita sudah lama dilakukan. Bedanya, dulu belum ada internet sebagai medium. Dulu, yang ada hanya biro jodoh berbayar.

"Di era digital seperti sekarang, orang punya akses lebih luas, biaya minim atau nyaris tanpa biaya kecuali pulsa atau kuota internet. Bantuan pihak ketiga tetap ada tapi relatif kecil, dan pasangan yang kita cari semakin spesifik," kata Kicky.

Baca: Syahrini Berganti Sepatu di Ulang Tahunnya, Kabar Kehamilan Istri Reino Barack Kian Menguat

Lalu, apakah pencarian jodoh bakal semakin berkualitas dengan segala fitur yang ditawarkan aplikasi dan situs internet?

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved